Menperin Ungkap 40 Perusahaan Industri Pimpin Serapan Tenaga Kerja 2025

Andi M. Arief
6 Januari 2025, 20:27
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan telah memetakan sektor industri yang tertekan dan memiliki potensi pada tahun 2024 lalu.
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/pras.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan telah memetakan sektor industri yang tertekan dan memiliki potensi pada tahun 2024 lalu.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan telah memetakan sektor industri yang tertekan dan memiliki potensi pada tahun 2024 lalu. Hal tersebut dinilai penting untuk merencanakan penyerapan tenaga kerja pada tahun 2025.

Agus mencatat ada 40 perusahaan di berbagai sektor dengan penyerapan tenaga kerja tertinggi. Menurutnya, puluhan perusahaan industri tersebut akan menjadi ujung tombak penyerapan tenaga kerja tahun ini.

"40 perusahaan yang menyerap tenaga kerja terbanyak di Indonesia itu yang akan jadi perhatian kami," kata Agus di kantornya, Senin (6/1).

Agus tidak menjelaskan secara rinci 40 perusahaan industri tersebut. Namun 40 perusahaan tersebut tergabung dalam lima sektor industri, yakni industri makanan, industri minuman, industri farmasi, industri barang elektronik dan optik, dan industri pemasangan mesin dan peralatan.

Kelima sektor tersebut dinilai potensial lantaran memiliki pertumbuhan di atas 4,71% secara tahunan di sepanjang 2024. Selain itu, kelima sektor tersebut konsisten ekspansif berdasarkan Indeks Kepercayaan Industri, namun memiliki utilisasi produksi di bawah 65,65%.

Di sisi lain, pemerintah mendata ada tujuh sektor industri yang mengalami tekanan sepanjang tahun lalu, yakni tekstil, kayu dan barang dari kayu, karet dan barang dari karet, mesin dan perlengkapan, kendaraan bermotor, furnitur, dan pengolahan lainnya.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menjelaskan industri furnitur saat ini mengalami tekanan akibat lemahnya permintaan ekspor. Hal tersebut penting lantaran mayoritas produksi furnitur di dalam negeri ditujukan untuk pasar global.

Putu menemukan daya beli di pasar ekspor tradisional furnitur nasional masih belum pulih, seperti Eropa dan Amerika Serikat. Lemahnya industri furnitur akhirnya membuat performa industri kayu turut terkontraksi.

"Kami sudah mencari alternatif pasar ekspor untuk industri furnitur, yaitu India, negara-negara di Timur Tengah, dan negara-negara anggota Asean. Mudah-mudahan performa industri ini bisa didorong dengna rencana ini," kata Putu.

Sementara itu, Putu mencatat dua sektor industri mengalami  tekanan akibat lemahnya permintaan pasar domestik, yakni industri tekstil dan industri kendaraan bermotor. Terakhir, Putu mengatakan industri barang dari karet kini masih tertekan akibat tingginya harga bahan baku impor.

"Kalau harga crumb rubber saat ini harganya bagus bagi industri pengguna. Namun harga bahan baku karet yang diimpor masih tinggi. Jadi, saat ini daya saing barang dari karet nasional menurun," katanya.

Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin Reni Yanita mengatakan kelemahan performa industri tekstil berakar dari terlambatnya perpanjangan Bea Masuk Tindakan Pengamanan kain yang termuat dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 48 Tahun 2024. Untuk diketahui, bea masuk tambahan terhadap kain impor berakhir pada 2022 seperti diatur dalam PMK No. 78 Tahun 2021.

Dengan kata lain, ada jeda perlindungan sekitar 1,5 tahun terhadap industri kain nasional. Reni mengatakan jeda waktu tersebut dimanfaatkan oleh importir dan pabrik pakaian jadi di kawasan berikat untuk menggunakan kain impor. Alhasil, Reni menemukan sebagian pabrik kain di dalam negeri gulung tikar. Pada saat yang sama, kain yang seharusnya dipasok dari dalam negeri sampai saat ini diisi oleh produk impor.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...