Rupiah Dipengaruhi Data Ekonomi AS, Ancaman Perang Dagang, Rapat BI Hari Ini

Rahayu Subekti
15 Januari 2025, 09:37
rupiah, dolar, bank indonesia,
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (2/1/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Rupiah diperkirakan terkonsolidasi pada hari ini (15/1). Ekonom menilai mata uang Garuda masih dipengaruhi oleh sentimen data ekonomi Amerika berupa inflasi dan ancaman perang dagang, serta pertemuan Bank Indonesia atau BI pada Rabu (15/1).

“Pasar masih menantikan data inflasi konsumen AS yang dirilis malam ini. Di sisi lain ancaman perang dagang dan pelambatan ekonomi Cina masih membebani aset-aset berisiko termasuk rupiah,” kata peneliti pasar uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Rabu (15/1).

Ariston mencatat indeks dolar Amerika turun dari 109,63 kemarin menjadi bergerak 109,23 pagi ini. Dolar AS tertekan karena Indeks Harga Produsen atau Producer Price Index, yang mengukur inflasi di tingkat grosir, hanya naik 0,2% pada Desember.

Berdasarkan laporan Biro Statistik Tenaga Kerja, angka itu lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones 0,4%. Indeks Harga Produsen inti atau tanpa menghitung kenaikan harga makanan dan energi, bahkan stagnan.

Di satu sisi, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh rapat Bank Indonesia atau BI hari ini. Ia memperkirakan BI menahan suku bunga acuan, melihat pergerakan rupiah akhir-akhir ini dan potensi ancaman perang dagang.

“Rupiah berpotensi melemah hari ini ke level Rp 16.300 hingga Rp 16.310 per dolar AS, dengan potensi support di level Rp 16.200 per dolar AS,” ujar Ariston.

Berdasarkan data Bloomberg per pukul 09.06 WIB, rupiah dibuka melemah pada level Rp 16.294 per dolar AS. Level ini melemah 24,50 poin atau 0,15% dari penutupan sebelumnya. 

Sementata itu, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai rupiah masih bisa menguat hari ini. “Rupiah diperkirakan terkonsolidasi dengan potensi menguat terbatas terhadap dolar AS yang terkoreksi,” kata Lukman. 

Meski begitu, Lukman menilai investor cenderung menunggu dan melihat alias wait and see data inflasi konsumen AS yang akan dirilis malam ini.

Dari sisi domestik, investor menantikan data perdagangan Indonesia dan hasil dari rapat dewan gubernur BI. 

“Rupiah hari ini akan berada pada level Rp  16.200 hingga Rp 16.350 per dolar AS,” ujar Lukman. 

Senada dengan Lukman, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memproyeksikan rupiah berpeluang menguat hari ini ke level Rp 16.120 hingga Rp 16.320 per dolar AS. 

Ada beberapa hal yang memengaruhi seperti rilis neraca perdagangan Indonesia hari ini dan dan hasil keputusan BI yang diperkirakan mempertahankan BI rate di angka 6%. “Neraca dagang diharapkan masih melanjutkan surplus,” ujar Fikri. 

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...