BI Buka Peluang Penurunan Suku Bunga untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi


Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% pada awal 2025. Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sebagaimana disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) secara daring pada Rabu (22/1).
Dengan kebijakan itu, BI membuka peluang penurunan suku bunga acuan untuk ke depannya. “Kami terus mencermati ruang gerak bagaimana nanti bisa ada penurunan suku bunga dengan melihat dinamika data dependen yang ada,” ujar Perry.
Ke depan, arah kebijakan moneter BI tidak hanya berfokus pada stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi, tetapi juga pada upaya mendukung pertumbuhan ekonomi.
Perry menegaskan bahwa kebijakan moneter akan diarahkan untuk menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. “Kebijakan moneter kami arahkan untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi,” kata Perry.
Langkah ini sejalan dengan target yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto, yang mematok pertumbuhan ekonomi di atas 5% dan bahkan berambisi mencapai 8% dalam lima tahun mendatang. “Kami yakin inflasi rendah dan kami perlu ikut mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Perry.
Inflasi Indonesia Tetap Terkendali
Menurut data BI, inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada 2024 terjaga di kisaran 2,5% plus minus 1%, dengan inflasi IHK Desember 2024 tercatat sebesar 1,57% secara tahunan.
Perry menjelaskan bahwa inflasi inti terkendali pada level 2,26% secara tahunan, berkat konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi sesuai sasaran.
“Perkembangan ini dipengaruhi oleh inflasi inti yang terkendali pada level 2,26% secara tahunan sejalan dengan konsistensi suku bunga kebijakan BI untuk mengarahkan ekspektasi inflasi sesuai dengan sasarannya,” ungkap Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Januari 2025, Rabu (15/1).
Sementara kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 0,12% secara tahunan, didukung oleh peningkatan pasokan pangan seiring musim panen yang berlanjut.
“BI terus berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi tahun 2025 dan 2026 terkendali dalam sasaran 2,5% plus minus 1% dengan tetap mendukung upaya turut mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Perry.