Rupiah Diprediksi Menguat Jelang Keputusan Suku Bunga Acuan BI


Sejumlah analis memproyeksikan rupiah akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), menjelang keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pada Rabu Siang (23/4).
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra memperkirakan BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) untuk menjaga stabilitas rupiah terhadap dolar AS.
“Kemungkinan BI akan mempertahankan tingkat BI Rate untuk menjaga rupiah agar tidak terlalu tertekan terhadap dolar AS,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (23/4).
Menurut Ariston, pasar masih mengkhawatirkan dampak kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Namun, ada kabar positif dari Gedung Putih yang menyatakan bahwa AS akan menurunkan tensi perang tarif dengan Cina.
Hal ini memberikan harapan bagi penguatan rupiah, meskipun risiko pelemahan masih terbuka. “Pasar masih belum yakin kondisi perekonomian akan baik-baik saja dengan kebijakan tarik-ulur tarif Trump,” ujarnya.
Ariston memproyeksikan rupiah akan menguat pada hari ini ke level Rp 16.800 per dolar AS, dengan potensi resisten di level Rp 16.880 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka melemah di level Rp 16.886 per dolar AS, melemah 27 poin atau 0,16% dari penutupan sebelumnya.
Senada dengan Ariston, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, juga memproyeksikan rupiah akan menguat terhadap dolar AS. “Penguatan ini di tengah sentimen risk-on yang disebabkan oleh pernyataan Trump yang tidak akan memecat Powell,” ujar Lukman.
Sentimen risk-on terjadi ketika investor optimis dan berani mengambil risiko, seperti berinvestasi di saham atau mata uang emerging market. Hal ini biasanya dipicu oleh harapan stabilitas ekonomi atau kebijakan yang mendukung pertumbuhan.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa akan ada kesepakatan dengan Cina dalam waktu dekat. Pernyataan ini bisa memengaruhi keputusan BI dalam RDG bulanan, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga.
“Rupiah akan berada pada level Rp 16.750 per dolar AS hingga Rp 16.900 per dolar AS,” kata Lukman.
Waspadai Pelemahan Rupiah
Meski proyeksi penguatan masih ada, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, mengingatkan adanya risiko pelemahan rupiah. Dia memproyeksikan rupiah akan melemah pada pergerakan hari ini, dengan level pelemahan di kisaran Rp 16.850 per dolar AS hingga Rp 16.920 per dolar AS.
“Pelemahan rupiah ini dipengaruhi oleh negosiasi perang dagang yang masih berlanjut. Sementara itu, keputusan BI yang mempertahankan suku bunga di level 5,75% juga akan mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini,” ujar Fikri.