Investor Antisipasi Hasil Pembicaraan AS-Cina, Rupiah Berpeluang Melemah
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan rupiah berpeluang melemah pada hari ini, Rabu (11/6), terhadap dolar Amerika Serikat. Hal ini akibat efek pembicaraan tarif dagang antara AS dan Cina masih berlangsung.
“Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan melemah terbatas terhadap dolar AS yang rebound,” kata Lukman kepada Katadata.co.id,.
Saat ini investor masih mengantisipasi hasil positif dari pembicaraan tarif antara Cina dan AS. Ia memproyeksikan rupiah akan berada pada level Rp 16.200 per dolar AS hingga Rp 16.300 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.10 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.270 per dolar AS. Angka ini menguat 4,50 poin atau 0,03% dari penutupan sebelumnya.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan nilai tukar rupiah pada hari ini akan berada pada level Rp 16.225 per dolar AS hingga Rp 16.350 per dolar AS.
Josua menambahkan, penguatan dolar AS sebelumnya juga bergerak terbatas. Hal ini dikarenakan investor cenderung bersikap wait and see di tengah berlanjutnya perundingan dagang antara AS dan Cina.
Meskipun putaran awal pembicaraan tidak menghasilkan terobosan signifikan, Josua menyebut para pejabat AS menyampaikan rasa optimisme mengenai diskusi tersebut. Menteri Perdagangan Howard Lutnick menyatakan pembicaraan berjalan dengan baik dan diantisipasi akan terus berlanjut.
