Investasi RI Melesat 6,99% di Kuartal II, Ini Daftar Proyek Besar Jadi Pendorong
Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat adanya pertumbuhan investasi pada kuartal II 2025. Hal ini terlihat dari kinerja komponen pembentukan modal tetap bruto alias PMTB yang naik signifikan dari 2,12% pada kuartal I menjadi 6,99% pada kuartal II 2025.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud mengatakan kinerja PMTB ini menjadi yang tertinggi sejak 2021. “Secara tahunan disebutkan PMTB tertinggi sejak 2021 kuartal II yang mencapai 7,50%,” kata Edy dalam konferensi pers, Selasa (5/8).
PMTB juga menjadi salah satu komponen dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi kuartal II 2025. Kontribusi PMTB terhadap produk domestik bruto tercatat sebesar 27,83%.
Proyek Besar Jadi Pendorong Investasi
Menurut Edy, lonjakan investasi pada periode ini dipicu oleh sejumlah proyek infrastruktur strategis, di antaranya:
- Jalan Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat Seksi IV
- Jalan Tol Jakarta–Cikampek II Selatan Paket II A
- Program tiga juta rumah yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto
- MRT Jakarta Fase 2A
- MRT Bali
- Tanggul Laut Fase C DKI Jakarta
- Terowongan Samarinda
“Ini beberapa proyek pemerintah dan swasta yang menjadi penggerak (pertumbuhan ekonomi) yang besar,” ujar Edy.
Pandangan Dunia Usaha
Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo juga menyoroti meningkatnya pertumbuhan investasi ini. Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani mengakui investasi mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup eskalatif di kuartal II tahun ini.
“Level investasi ini tertinggi selama empat tahun terakhir, terutama karena proyek infrastruktur,” kata Ajib.
Ajib menjelaskan, pada kuartal kedua ini investasi mencapai Rp. 477,7 triliun. Angka ini dengan rasio 57,7% dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan 42,3% dari Penanaman Modal Asing (PMA).
Pemerintah Perlu Dorong Banyak Investasi
Ajib mengatakan pemerintah perlu melakukan sejumlah hal agar pertumbuhan ekonomi yang positif ini bisa berkelanjutan. Salah satunya dengan mendorong lebih banyak investasi yang masuk.
Sebab, Ajib mengatakan rasio investasi PMA masih rendah dan potensi bisa ditingkatkan. “Ini dengan catatan, pemerintah harus fokus dengan upaya mendorong ease to doing business atau kemudahan dalam berusaha,” kata Ajib.
Selain itu, Ajib menilai momentum ratifikasi IEU-CEPA juga menjadi angin segar menuju free trade agreement. Hal ini juga membuka pintu investasi dari Uni Eropa ke Indonesia.
