Purbaya Sindir Pertamina: Subsidi Bengkak Karena Malas Bangun Kilang

Rahayu Subekti
30 September 2025, 16:46
Purbaya
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) dan Wakil Menteri Keuangan Thomas A. M. Djiwandono (kiri) bersiap mengikuti rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2025). Dalam rapat tersebut Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa Kementerian Keuangan telah melunasi pembayaran subsidi energi tahun anggaran 2024 ke PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan subsidi energi terus membengkak. Ia menyoroti kinerja PT Pertamina (Persero) yang dinilai tidak pernah membangun kilang baru untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

“Kilang itu bukan kita nggak bisa bikin, atau kita nggak bisa bikin proyeknya. Cuma, Pertamina malas-malasan saja,” kata Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Selasa (30/9).

Purbaya menceritakan pengalamannya saat masih menjabat di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada 2018–2020. Ketika itu, ia sempat menawarkan kerja sama dengan Pertamina melalui investor dari Cina yang ingin membangun kilang minyak.

“Anda perlu beli 30 tahun. Setelah 30 tahun, anda dapat kilangnya gratis. Pertamina bilang, kami keberatan dengan usaha tersebut, karena kami sudah over capacity,” ujarnya.

Menurut Purbaya, jawaban tersebut mengejutkan. Pertamina bahkan menyatakan ingin membangun tujuh kilang baru, namun hingga kini tak satu pun yang terealisasi.

“Tapi apa? Satu pun nggak jadi, kan. Mereka bilang, iya, tapi segera-segera akan jadi. Sampai sekarang nggak jadi. Yang ada malah beberapa dibakar kan,” katanya.

Karena itu, Purbaya meminta DPR ikut mengawasi kinerja Pertamina. Ia menegaskan siap bekerja sama dengan DPR untuk mengurangi beban subsidi agar lebih murah dan tepat sasaran.

“Jadi bapak tolong kontrol mereka juga. Jadi saya kontrol, dari bapak-bapak juga kontrol, karena kita rugi besar. Karena kita impor dari mana? Dari Singapura,” katanya.

Subsidi Energi Naik 4,5%

Kementerian Keuangan mencatat realisasi subsidi energi hingga 31 Agustus 2025 mencapai Rp 218 triliun. Angka ini mencakup subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG tiga kilogram (kg).

Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak mentah Indonesia (ICP), depresiasi nilai tukar rupiah, serta pertumbuhan konsumsi barang bersubsidi.

“Bahan bakar minyak naik 3,5%, LPG tiga kg naik 3,6%, pelanggan listrik bersubsidi naik 3,8%, dan pupuk mengalami peningkatan sebesar 12,1%. Ini peningkatan yang terbesar,” kata Purbaya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...