Rupiah Berisiko Melemah Imbas Ancaman Kebijakan Shutdown Pemerintah AS

Ferrika Lukmana Sari
1 Oktober 2025, 09:19
rupiah
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/sg
Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo, Melawai, Jakarta, Senin (15/9/2025). Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin (15/9) di Jakarta melemah sebesar 33,50 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.408 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.375 per dolar AS.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sentimen eksternal pelemahan dolar akibat kebijakan penutupan pemerintahan AS (shutdown) dan sejumlah rilis data domestik hari ini.

Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra, menilai rupiah masih sulit keluar dari tekanan dolar. “Rupiah masih bertahan di atas Rp 16.500 per Dolar AS yang mengindikasikan rupiah belum bisa lepas dari tekanan dolar AS,” ujarnya.

Menurut Ariston, pelemahan rupiah turut dipengaruhi oleh turunnya imbal hasil obligasi pemerintah karena kebijakan pelonggaran likuiditas. “Tingkat imbal hasil aset rupiah yang rendah mendorong pasar, terutama asing, keluar sehingga rupiah tertekan,” katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (1/10).

Ariston memproyeksikan rupiah berpeluang melemah menuju Rp 16.730 per dolar AS dengan level support di Rp 16.600 per dolar AS. Meski begitu, ia menilai ada potensi penguatan di Oktober.

“Keputusan pemangkasan suku bunga acuan AS di rapat menjelang akhir Oktober dan shutdown pemerintahan AS yang berkepanjangan bisa menjadi faktor penguatan rupiah di Oktober ini,” katanya.

Dari sisi lain, analis pasar uang Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menilai pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor domestik dan eksternal.

“Rilis PMI Manufacturing Indonesia yang terjaga di level ekspansi, perkiraan rilis inflasi dan neraca perdagangan yang stabil, serta kekhawatiran government shutdown di AS akan menjadi faktor utama bagi pergerakan rupiah,” ujar Fikri.

Berpotensi Menguat Terbatas

 Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menilai rupiah berpotensi menguat, meski penguatannya diperkirakan terbatas karena tertekan kebijakan shutdown.

 Karena itu, investor cenderung wait and see menantikan serentetan data ekonomi penting domestik siang ini yang di antaranya data manufaktur, inflasi dan perdagangan.

 "Saya memperkirakan rupiah bergerak dalam rentang Rp 16.600 hingga Rp 16.700 per dolar AS," kata Lukman.

 Berdasarkan data Bloomberg, pagi ini pukul 09.12 WIB rupiah dibuka melemah ke level Rp16.680 per dolar AS. Posisi tersebut turun 15 poin atau 0,09% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...