Rupiah Berpotensi Menguat Didorong Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed
Nilai tukar rupiah berpeluang melanjutkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Optimisme pasar meningkat seiring ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan mempertahankan kebijakan dovish.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, peluang The Fed menerapkan kebijakan dovish atau pelonggaran suku bunga membuat pasar lebih optimistis terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
“Rupiah diperkirakan akan berada di level Rp16.500 per dolar AS hingga Rp16.600 per dolar AS,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Jumat (17/10).
Ia menambahkan, pelemahan dolar AS juga dipengaruhi oleh risiko shutdown pemerintah AS serta meningkatnya tensi perdagangan dengan Cina. Kondisi ini membuat dolar AS kehilangan daya tariknya di pasar global.
Meski diproyeksi menguat, data Bloomberg menunjukkan rupiah justru dibuka melemah pada pagi ini di level Rp16.591 per dolar AS, turun 10,5 poin atau 0,06% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Sinyal Kuat Penurunan Suku Bunga The Fed
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai tekanan terhadap dolar AS kian besar setelah sejumlah pejabat The Fed memberikan sinyal kuat bahwa penurunan suku bunga kemungkinan masih akan berlanjut tahun ini.
Gubernur The Fed Christopher Waller menyebut, anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berpotensi kembali menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 25 basis poin (bps).
Nada serupa juga disampaikan pejabat baru The Fed, Stephen Miran, yang menegaskan dukungannya terhadap penurunan suku bunga sebesar 50 bps pada bulan ini. Kombinasi pernyataan keduanya mendorong penurunan yield obligasi pemerintah AS dan melemahkan indeks dolar AS sebesar 0,46% ke level 98,34.
“Depresiasi dolar AS semakin didorong oleh aksi jual di pasar modal AS di tengah meningkatnya ketidakpastian di sektor perbankan menyusul laporan aktivitas penipuan,” kata Josua.
Josua memperkirakan rupiah masih akan bergerak di kisaran Rp16.500–Rp16.600 per dolar AS hingga akhir pekan ini, sejalan dengan tekanan global terhadap dolar AS.
