[Foto] Upaya Pertamina EP Prabumulih Dorong Produksi Migas
Prabumulih termasuk situs rintisan industri hulu perminyakan di Tanah Air. Beroprasi sejak era kolonial, blok minyak dan gas di salah satu kota di Provinsi Sumatera Selatan, itu tetap produktif hingga sekarang.
Sejarah panjang hulu migas di Sumatera Selatan berlangsung sejak 1895 dengan didirikannya NV Nederlandsche Indische Exploratie Maatschappij. Pemerintah Belanda kala itu melakukan eksplorasi di wilayah Sumatera Selatan dan Jambi. Seiring berjalannya waktu, makin banyak penemuan ladang migas di sana termasuk di Muara Enim, daerah yang menjadi cikal bakal Kota Prabumulih.
Kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Muara Enim pada 2001. Prabumulih berdiri otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 6/2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih dan kemudian diresmikan menjadi Pemerintah Kota pada 17 Oktober 2001.
Salah satu pengelolaan migas di Prabumulih saat ini dipegang PT Pertamina EP Prabumulih Field. Tidak hanya Prabumulih, PT Pertamina EP Prabumulih Field juga mempunyai wilayah kerja di berbagai kabupaten yaitu Muara Enim, Lahat, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu, dan Kota Palembang.
PT Pertamina EP Prabumulih Field terus melakukan perbaikan untuk meningkatkan produksi migas di lapangan terbesar di Sumatera Selatan tersebut. Menurut Senior Manager Pertamina EP Prabumulih Field Muhammad Luthfi Ferdiansyah, ada tiga langkah yang dilakukan. Pertama, merawat dan mengoptimalkan sumur-sumur lama. Kedua, menambah sumur baru melalui pengeboran pengembangan, dan terakhir mengganti pipa-pipa tua.
Salah satu pencapaian besar di 2024 adalah lifting minyak per Juni 2024 mencapai 8.780 barel minyak per hari, naik dari awal tahun sebesar 7.999 barel minyak per hari. Jumlah lifting tersebut juga mencapai 117 persen dari target yang telah ditetapkan pemerintah.
Capaian itu diraih dari keberhasilan pengerjaan workover sumur GNK-82 dan well intervention sumur GNK-071 yang terletak di Desa Gunung Kemala Kecamatan Prabumulih Barat kota Prabumulih serta peningkatan jumlah sumur yang berproduksi dari 140 sumur bor pada tahun 2023 menjadi 190 sumur.
Tidak hanya minyak, lifting gas pada tahun ini juga meningkat dari 105 juta standar kaki kubik per hari pada awal tahun menjadi 114 jta standar kaki kubik per hari pada Juni 2024. Lifting gas juga diprediksi terus naik seiring dengan program pengeboran di Prabumenang, Lavatera, dan Struktur Lembak.
**