PLN Anggap Jaringan Listrik Bersama Belum Cocok di Indonesia, Mengapa?
PLN menilai skema power wheeling atau pemanfaatan bersama jaringan listrik belum cocok untuk diterapkan di Indonesia. Terlebih, akan banyak tambahan pasokan listrik dengan beroperasinya proyek 35 ribu megawatt (MW).
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Syahril, menilai power wheeling kurang tepat jika diterapkan dalam sistem ketenagalistrikan di Indonesia saat ini. Pasalnya, perusahaan setrum pelat merah ini telah menyediakan pembangunan dalam bentuk infrastruktur kelistrikan.
Menurut dia skema daripada industri ketenagalistrikan di Indonesia saat ini bukan seperti mekanisme pasar. Sejumlah produsen listrik swasta atau IPP memiliki kontrak jangka panjang yang telah disepakati dengan PLN.
"IPP dan PLN dianggap sebagai single buyer. Jadi kalau kita berbicara dengan power wheeling kita kan membukakan akses pada pembangkit pada pasarnya, maka di dalam sistem ketenagalistrikan saat ini tidak cocok," ujar dia kepada Katadata.co.id, Jumat (20/8).
PLN sendiri mengusulkan agar pemerintah menunda penerapan skema power wheeling. Mengingat mekanisme di dalam bisnis ketenagalistrikan di Indonesia sangat berbeda dengan pasar listrik yang ada di luar negeri. "Kami mengusulkan jangan dulu, urgensinya belum ada," katanya.
Kementerian ESDM saat ini memang tengah menyiapkan draft aturan terbaru mengenai mekanisme pemanfaatan bersama jaringan listrik. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam menggenjot pemanfaatan dari sumber energi terbarukan.
Koordinator Penyiapan Usaha Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Gigih Atmo mengatakan pemerintah sedang menyusun aturan main agar skema ini dapat diterapkan di Indonesia. Pasalnya, potensi pasar dengan menggunakan skema ini sangat besar dan terbuka lebar.