PLN Butuh Rp 55 Triliun Untuk Pensiunkan Dini PLTU Sebesar 5,4 GW

Image title
8 Desember 2021, 14:58
pln, pltu, pensiun dini
ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Awar-awar di Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur.

PLN menyatakan siap menjalankan tugas dari pemerintah untuk mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara bertahap. Dengan catatan ada bantuan pendanaan yang diberikan. PLN membutuhkan hingga US$ 3,8 miliar atau Rp 54,5 triliun untuk mempensiunkan PLTU dengan total kapasitas 5,4 gigawatt (GW).

EVP Electricity System Planning PLN Edwin Nugraha Putra mengatakan pihaknya berharap adanya bantuan pendanaan dari luar negeri. Terutama untuk kebutuhan mempensiunkan PLTU secara dini. Sebab, perusahaan harus mengganti rugi skema pembelian listrik dari pihak swasta melalui kebijakan Take or Pay.

"Kami siap mengeluarkan (pensiunkan) 5,4 GW pembangkit asalkan ada biaya untuk menggantikan TOP pembangkit-pembangkit tersebut sebesar US$ 3,8 miliar," ujarnya dalam diskusi Indonesia menuju Net Zero Emission 2060, Rabu (8/12).

Menurut dia jika rencana pensiun dini PLTU dengan total 5,4 GW terealisasi, maka setidaknya hampir 900 metrik ton emisi karbon dioksida (CO2) dapat dihilangkan.

Adapun jumlah emisi yang dikeluarkan dari pembangkit-pembangkit yang dioperasikan PLN selama ini paling besar berasal dari PLTU. "Gas sebesar 34 juta ton CO2 pada 2030 dan lainnya dari batu bara sebesar hampir 300 juta ton CO2," katanya.

Seperti diketahui, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi CO2 pada 2030 sebesar 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional. Kementerian Keuangan menyebut berdasarkan kemampuan APBN dan tren investasi di Tanah Air, pendanaan tersebut tak bisa mengandalkan keuangan negara.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...