Harga LPG Nonsubsidi Naik, Inflasi Tahun Depan Berpotensi Tembus 5%

Image title
27 Desember 2021, 13:14
lpg, elpiji, harga lpg, inflasi
ANTARA FOTO/Feny Selly
Pekerja mengangkut tabung LPG 3kg di salah satu agen LPG di Palembang, Sumsel.

Penyesuaian harga jual untuk liquefied petroleum gas (elpiji/LPG) nonsubsidi mulai Sabtu (25/12) bakal berdampak pada perekonomian Indonesia yang saat ini belum pulih sepenuhnya. Dengan kenaikan ini inflasi tahun depan diperkirakan tembus 5%.

Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira menyebut penyesuaian harga LPG pada akhir tahun ini akan berimbas pada inflasi 2022. Pasalnya, LPG memiliki kontribusi besar terhadap biaya industri makanan dan minuman serta rumah tangga.

Advertisement

Sementara, konsumsi saat ini masih belum pulih sepenuhnya. Kenaikan harga barang yang diatur pemerintah tersebut akan menyebabkan daya beli masyarakat melemah. "Apakah inflasi sepanjang 2022 bisa tembus 5% mungkin saja lebih dari itu," kata Bhima kepada Katadata.co.id, Senin (27/12).

Menurut dia kelas menengah yang akan paling terpukul dengan adanya kenaikan harga LPG ini. Sebab, harga LPG dan kebutuhan pokok naik tidak dibarengi dengan kenaikan pendapatan yang signifikan. "Pemerintah saja tidak bisa atur harga minyak goreng, sekarang gas naik," ujarnya.

Meskipun penyesuaian terakhir dilakukan pada 2017, namun ketika 2020 harga gas dunia tengah menurun, pemerintah juga tidak melakukan penyesuaian harga gas non subsidi. Di saat harga gas di level US$ 1,6 per mmbtu pada 2020, harga gas non subsidi tidak berubah.

"Harga gas internasional turun kok tidak disesuaikan turun, sekarang kalau naik langsung disesuaikan?," katanya.

Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy, mengatakan berdasarkan data Maret 2021, LPG merupakan komposisi konsumsi terbesar ke lima di Indonesia. Terutama untuk kelompok pengeluaran perumahan dan fasilitas rumah tangga.

Namun seberapa besar dampaknya bagi perekonomian, menurut Yusuf akan tergantung kepada beberapa hal. Pertama, yakni ketepatan data untuk penyaluran LPG subsidi.

Jika penyaluran dari LPG subsidi masih mengalami kendala, maka kelompok masyarakat rentan yang seharusnya mendapatkan LPG subsidi semakin tertekan. "Karena seharusnya mendapatkan bantuan subsidi namun pada akhirnya harus menanggung harga subsidi normal," kata dia. Simak databoks berikut:

Hal lainnya yakni seberapa besar bantuan lain di luar subsidi yang akan disalurkan oleh pemerintah. Misalnya seperti, Bantuan Sosial Tuna (BST), terutama untuk kelompok menengah ke bawah.

Adapun jika penyaluran bantuan relatif masih cukup luas seperti yang terjadi di tahun ini, maka akan menjadi bantalan agar efek dari kebijakan tersebut tidak melemahkan daya beli kelompok masyarakat.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement