Harga Minyak Berpotensi Sentuh US$ 120 Dipicu Krisis Rusia - Ukraina

Happy Fajrian
11 Februari 2022, 14:04
harga minyak, rusia, ukraina
Zukiman Mohamad/Pexels
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai.

Kondisi geopolitik yang panas antara Rusia dan Ukraina berpotensi mendongkrak harga minyak mentah dunia. Analis memperkirakan jika Putin menginvasi Ukraina, harga minyak bisa naik hingga ke level US$ 120 per barel.

Situasi Rusia-Ukraina telah menjadi sorotan selama beberapa pekan terakhir. Banyak yang berpendapat bahwa jika Rusia ingin menyerang, itu pasti sudah dilakukan, dengan argumen bahwa Rusia tidak akan mendapatkan apa-apa selain mengambil banyak risiko dengan menginvasi Ukraina.

Sejauh ini Kremlin (pemerintah Rusia) membantah tudingan bahwa mereka berencana untuk menyerang. Namun faktanya, Rusia telah memobilisasi sekitar 130.000 pasukan, persenjataan berat seperti tank, peluru kendali, bahkan cadangan darah ke perbatasan.

Ini tidak hanya membuat Ukraina gugup, tetapi juga Eropa Barat dan Amerika Serikat. Negara-negara tersebut menduga Rusia tengah menunggu waktu yang tepat sebelum menyerang.

Situasi Ukraina menyibak ketergantungan Eropa pada gas alam Rusia. Negara-negara di benua biru dalam beberapa minggu terakhir nyaris putus asa dalam mengamankan alternatif pasokan jika Rusia memutus aliran gasnya.

Menurut analis senior David Roche, ketidakpastian terkait langkah Rusia berikutnya berpotensi mendisrupsi pasar global. Sebab jika Rusia benar-benar menginvasi Ukraina, akan ada sanksi yang dijatuhkan ke negara tersebut.

“Sanksi dalam bentuk pembatasan akses terhadap mekanisme valuta asing, sistem pengiriman pesan, yang mencegah mereka mengekspor komoditasnya, baik minyak, gas, atau batu bara, saya pikir pada saat itu harga minyak bisa mencapai US$ 120,” ujar Roche dikutip dari CNBC.com, Jumat (11/2).

Sanksi ini bisa menjadi masalah besar. Sebab, Rusia adalah pengekspor utama Eropa, dan pengekspor minyak mentah yang besar ke Amerika. Belum lagi semua bisnis besar di Eropa dan Amerika juga beroperasi di Rusia.

Tanpa ada ketidakpastian situasi Rusia-Ukraina, sudah cukup banyak sentimen di pasar yang dapat mendorong harga minyak menembus US$ 100 per barel tahun ini. Terutama terkait ketatnya pasokan di tengah permintaan yang tinggi. Meskipun proyeksi terkait produksi minyak AS cukup optimistis.

Energy Information Administration (EIA) belum lama ini memproyeksikan produksi minyak mentah AS akan meningkat menjadi 12 juta barel per hari (bph) tahun ini dan 12,6 juta bph, yang merupakan rekor tertinggi baru, pada tahun 2023.

Produksi negara non-OPEC lainnya, seperti Brasil dan Kanada, juga berpotensi meningkat tahun ini. Namun situasi di OPEC sedikit lebih rumit. Sebagian besar anggota mengalami kesulitan dalam meningkatkan produksi sebanyak yang telah disepakati.

Ini telah menjadi alasan utama untuk perkiraan harga minyak yang bullish, pada kenyataannya, karena telah dikombinasikan dengan permintaan komoditas yang kuat, lebih kuat dari yang diprediksi IEA.

Hanya segelintir anggota OPEC yang mampu menambahkan produksinya lebih banyak. Untuk saat ini, beberapa negara terpilih menunjukkan keengganan untuk melakukannya.

Namun, tekanan dari negara-negara konsumen akan terus meningkat, dengan Gedung Putih mengatakan minggu ini bahwa "semua opsi ada di atas meja" sehubungan dengan mencoba mengendalikan harga, termasuk pembicaraan dengan negara-negara penghasil minyak.

"Tidak ada yang harus menahan pasokan dengan mengorbankan konsumen Amerika, terutama karena pemulihan dari pandemi berlanjut dan produsen minyak di seluruh dunia memiliki kapasitas untuk berproduksi pada tingkat yang sesuai dengan permintaan dan mengurangi harga tinggi," kata Roche.

Rusia adalah salah satu produsen yang berjuang untuk meningkatkan produksi, tetapi para peramal mencatat ini dapat berubah di akhir tahun. Dalam konteks pasokan saat ini, menangani situasi Ukraina tanpa menyebabkan krisis ekonomi global yang dipicu oleh komoditas menjadi lebih rumit.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...