RI Belum Beralih ke Endemi Meski 99% Warga Miliki Antibodi Covid-19
Hasil sero survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan antibodi Covid-19 masyarakat meningkat. Dengan kondisi tersebut, apakah Indonesia siap beralih status dari pandemi Covid-19 menjadi endemi?
Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan status wabah Covid-19 di Indonesia masih berstatus pandemi.
"Belum (beralih status). Kan' perlu beberapa syarat lainnya (untuk transisi ke endemi)," kata Nadia saat dihubungi Katadata, Rabu (20/4).
Salah satu syarat transisi ke endemi ialah Indonesia memasuki indikator transmisi komunitas level 1 selama rentang waktu enam bulan. Selain itu, indikator transisi lainnya masih dalam pembahasan pemerintah.
Nantinya, ketentuan indikator endemi itu akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo. Namun, Nadia belum mengetahui kapan indikator tersebut akan rampung disusun. "Tunggu kesiapan timnya," ujar dia.
Sementara, Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Iwan Ariawan mengatakan peralihan status dari pandemi menjadi endemi membutuhkan konsistensi.
"Kita harus bisa mempertahankan sistem surveilansnya, sistem kesehatannya," kata Iwan dalam konferensi pers daring, Rabu (20/4). Upaya ini dilakukan untuk memastikan tak ada lonjakan kasus.
Terkait hasil sero survei yang tinggi, ia menilai hal tersebut belum bisa menjadi acuan. Sebab, sero survei terbaru hanya dilakukan pada 21 kabupaten/kota di Jawa dan Bali.
Pemerintah pun berencana kembali melaksanakan sero survei di seluruh Indonesia pada Juni mendatang. Dari sero survei tersebut, pemerintah akan mengetahui apakah ada peningkatan atau penurunan antibodi virus corona pada masyarakat.
Apabila sero survei menujukkan hasil yang baik, kematian akibat Covid-19 menurun, serta angka hospitalisasi rendah, pemerintah bisa melakukan transmisi menuju endemi. "Tapi itu bukan berarti yaudah bebas sebebas-bebasnya," kata Iwan.
Masyarakat diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, vaksinasi perlu dipertahankan dengan cakupan yang tinggi.
Peneliti sero survei Covid-19 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI Muhammad N Farid menambahkan, peningkatan antibodi Covid-19 tidak serta merta menurunkan infeksi corona. "Infeksi masih akan terjadi," ujar dia.
Menurutnya, infeksi Covid-19 tidak bisa seutuhnya dicegah dengan antibodi. Namun, antibodi Covid-19 tersebut bisa menurunkan angka hospitalisasi pasien corona hingga angka kematian. "Jadi meski antibodi meningkat, kasus masih mungkin meningkat," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan dan FKM UI telah melakukan sero survei pada penduduk Jawa-Bali periode Maret 2022. Sero survei dilakukan pada 21 kabupaten/kota, tujuh provinsi di Jawa-Bali. Provinsi itu meliputi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Bali.
Survei dilakukan untuk mengetahui antibodi Covid-19 pada masyarakat di wilayah asal dan tujuan mudik. Hasil survei digunakan sebagai basis kebijakan pelonggaran mudik pada tahun ini.
Adapun, sampel yang digunakan berjumlah 2.100 responden. Mereka merupakan responden yang sama dengan responden pada sero survei Desember lalu.
Sero survei itu menujukkan, proporsi penduduk di wilayah asal dan tujuan mudik Jawa-Bali yang memiliki antibodi SARS CoV-2 sebesar 99,2%. Ini artinya, ada peningkatan proporsi antibodi dibandingkan Desember lalu sebesar 6,2%.
Kadar antibodi Covid-19 juga meningkat dari median 434.2 U/ml pada Desember lalu menjadi 5698 U/ml pada Maret.