Operasi Kilang Tangguh Train 2 Terganggu, Ini Penjelasan BP Indonesia
BP Indonesia melaporkan telah melakukan shutdown di Kilang LNG Tangguh Train 2 pada Minggu (17/4). Ladang gas yang terletak di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat ini mengalami shutdown pada faslilitas Train 2 karenakan adanya temuan yang tidak biasa pada bagian gas heater.
“Keputusan untuk melakukan shutdown dirasa perlu demi keselamatan para pekerja dan keberlanjutan operasi kami,” kata BP Regional President Asia Pacific, Nader Zaki kepada Katadata.co.id, Rabu (20/4).
Nader mengatakan tidak ada pekerja yang terluka dalam peristiwa tersebut. Saat ini, pihaknya terus melakukan upaya merampungkan masalah dan diperkirakan selesai pada akhir pekan ini.
“Kami juga telah mengkomunikasikan keputusan ini kepada SKK Migas dan kami akan terus memberikan perkembangan kepada SKK Migas,” sambung Nader.
Sebelumnya BP Indonesia tengah bersiap menggenjot cadangan gas di Proyek Tangguh, Papua Barat. Dana yang perusahaan asal Inggris ini siapkan mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 57,8 triliun.
Alokasi dana tersebut untuk pengembangan di Lapangan Ubadari dan penerapan teknologi penangkapan karbon alias carbon capture, utilization and storage (CCUS).
Dengan investasi ini, BP berharap cadangan terbuktinya dapat meningkat. Gas yang dihasilkan nantinya akan dipakai untuk operasional kilang gas alam cair (LNG) Tangguh Train 1 sampai 3.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan proses pengeboran sumur eksplorasi di Lapangan Ubadari saat ini tengah berjalan. Langkah tersebut sebagai bagian dari pengembangan Tangguh Train 3.
Sesuai dengan porgram kerja dan bujet (WPnB) 2021, setidaknya ada satu sumur workover (pengeboran dan pengerjaan ulang) dan tiga sumur pengeboran. "Pengeborannya ada tiga sumur, ditambah dengan sumur WDA-06," kata Julius kepada Katadata.co.id, Selasa (23/3).
Potensi penambahan cadangan gasnya belum diketahui secara pasti. Progres konstruksi proyek Tangguh Train 3 saat ini sedang berjalan dan melibatkan sekitar 6.000 pekerja lapangan. Secara keseluruhan, total pengerjaannya proyek ini telah mencapai 90%. Sedangkan pembangunan di wilayah lepas pantai atau offshore telah rampung 99%.
Awalnya, BP, selaku operator, menargetkan proyek Tangguh Train 3 dapat beroperasi pada kuartal ketiga 2021. Namun, pandemi corona yang tak kunjung usai membuat jadwalnya mundur sembilan bulan.
Perusahaan berencana menerapkan CCUS di Proyek Tangguh. Dengan teknologi ini, karbon dioksida yang timbul dapat ditangkap dan disimpan sehingga tidak merusak lingkungan.