Investasi Migas Turun, RI Kehilangan Momentum Tingginya Harga Energi

Muhamad Fajar Riyandanu
12 Juli 2022, 15:01
investasi migas, harga energi, harga minyak, harga gas, skk migas
Katadata | Dok.
Investasi migas pada semester I hanya tercapai US$ 4,8 miliar atau sekitar Rp 72 triliun.

SKK Migas mencatat torehan investasi pada kegiatan hulu migas pada semester I tahun ini baru mencapai US$ 4,8 miliar atau Rp 72 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar. Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan capaian tersebut relatif kecil di tengah momentum tingginya harga minyak mentah dan gas dunia.

Capaian tersebut juga lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 4,92 miliar. "Saya menyampaikan apresiasi atas apa yang kita capai, namun saya meningatkan bahwa ini baru langkah awal saja, maka implementasinya menjadi paling utama," kata Dwi dalam siaran pers pada Selasa (12/7).

Dwi menambahkan, momentum tingginya harga minyak dan gas dunia tidak secara langsung berdampak positif pada minat investor dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menanamkan modal mereka pada industri hulu migas di tanah air.

Adapun harga minyak mentah jenis Brent pada Selasa (12/7) bertengger di harga US$ 105,40 per barel, sementara minyak mentah merek West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 102,21 per barel.

Kondisi lonjakan harga juga terjadi pada gas global, di mana harganya meningkat di atas US$ 25 per million british thermal unit (mmbtu). Dengan harga spot Liquefied Natural Gas (LNG) saat ini berada di kisaran US$ 43 per mmbtu atau setara US$ 240 per barel setara minyak.

Kendati demikian, Dwi berharap masa pemulihan dari pandemi pada paruh kedua tahun ini bakal memperbaiki kinerja investasi dan produksi pada kegiatan hulu Migas nasional.

Adapun dalam pertemuan CEO Forum ke-2 pada Senin kemarin, SKK Migas bersama dengan CEO KKKS sepakat menjalankan lima rekomendasi dalam rangka peningkatan kinerja hulu Migas Nasional dengan jangka waktu pendek hingga 2030.

Kelima rekomendasi tersebut yakni melakukan peningkatan produksi minyak dan gas dalam waktu jangka pendek tiga bulan, studi biaya dan manfaat (cost and benefit), peningkatan produksi pada program filling the gap, pendalaman mekanisme EOR serta penyiapan Work Program dan Budget pada 2023 mendatang.

"Rekomendasi yang ada mencerminkan kebutuhan riil dari industri hulu migas, dan kami berharap para pemangku kepentingan memberikan dukungannya untuk merealisasikan rekomendasi tersebut," sambung Dwi.

Selain itu, beberapa hal yang menjadi perhatian para CEO Hulu Migas adalah penguatan institusi hulu migas untuk memberikan kepastian hukum dan investasi dan upaya penanganan unplanned shutdown.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...