Gas Mahal, Permintaan Batu Bara Dunia Sentuh Rekor Tertinggi 10 Tahun

Muhamad Fajar Riyandanu
29 Juli 2022, 17:21
batu bara, permintaan batu bara, harga batu bara
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Alat berat merapikan tumpukan batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022).

Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan permintaan batu bara global tahun ini meningkat hingga menyamai rekor tertingginya dalam 10 tahun terakhir. Meningkatnya permintaan mineral hitam ini salah satunya disebabkan oleh melonjaknya harga gas alam global.

Dalam laporan pembaruan pasar batu bara, IEA mengatakan konsumsi batu bara global tahun ini bakal meningkat sebesar 0,7% menjadi 8 miliar ton. Angka ini muncul dengan asumsi ekonomi Cina pulih pada paruh kedua tahun ini.

Permintaan batu bara Cina diperkirakan meningkat pada semester kedua tahun ini usai mengalami penurunan permintaan 3% pada semester pertama. Cina menyumbang lebih dari setengah permintaan batu bara dunia.

Besaran permintaan batu bara tahun ini akan menyamai rekor tertinggi yang dicapai pada 2013. Melonjaknya permintaan batu bara diprediksi akan terus berlanjut hingga tahun depan dan menempatkannya pada level permintaan tertinggi sepanjang masa.

Konsumsi batu bara global yang melonjak 6% pada tahun lalu karena pulihnya ekonomi dunia dari pandemi Covid-19 berkontribusi pada peningkatan emisi karbon dioksida tahunan terbesar.

"Pembakaran batu bara dalam jumlah besar yang terus menerus di dunia meningkatkan kekhawatiran krisis iklim, karena batu bara adalah sumber tunggal terbesar emisi CO2 terkait energi," kata laporan IEA, dikutip Jumat (29/7).

Permintaan batu bara global tahun ini meroket akbat kenaikan harga gas alam. Kondisi ini membuat sejumlah negara beralih dari kembali ke batu bara.

Laporan tersebut juga menuliskan tingginya konsumsi batu bara global juga disebabkan oleh geliat pertumbuhan ekonomi di India yang merangsang pertumbuhan serapan listrik. Permintaan batu bara di India pada tahun ini diperkirakan meningkat 7%.

Kondisi serupa juga terjadi di Uni Eropa (UE). Di sana, permintaan batu bara diprediksi meningkat sebesar 7% karena digunakan sebagai energi subsitusi gas Rusia yang seret.

Beberapa negara UE juga memperpanjang umur pembangkit batu bara miliknya. Sejumlah negara UE juga telah mengaktifkan kembali pembangkit batu bara yang sempat ditutup.

Harga batu bara di pasar ICE Newcastle pada Jumat (29/7) tembus di angka US$ 411,40 per ton. Level ini naik 3,79% dari harga pekan lalu di angka US$ 376 per ton.

Selain itu IEA juga memproyeksikan investasi global untuk rantai pasokan bahan bakar energi fosil akan meningkat pada 2022. Hal ini dipaparkan IEA dalam laporan terbarunya World Energy Investment 2022 yang dirilis bulan lalu.

"Investasi bahan bakar fosil mengalami tren naik, tapi masih lebih rendah 30% dibanding sebelum penandatanganan Perjanjian Paris (tahun 2015)," jelas IEA dalam laporannya.

Menurut IEA, peningkatan investasi ini salah satunya didorong oleh keinginan global untuk melepas ketergantungan pada pasokan energi fosil Rusia, sekaligus untuk meredam ketegangan pasar dalam jangka pendek.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...