Jokowi Akan Luncurkan Lumbung Pangan dan Bagikan Bansos di Jawa Timur
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo melanjutkan kunjungan kerja hari kedua di Jawa Timur pada Senin (22/8). Jokowi dijadwalkan meresmikan lumbung pangan (food estate) di Gresik hingga membagikan bantuan sosial di Sidoarjo.
Mengawali perjalanan, Kepala Negara akan meluncurkan lumbung pangan berbasis mangga dan taksi alat mesin pertanian di Kecamatan Penceng, Kabupaten Gresik.
Selepas itu, Presiden Jokowi akan menuju ke Pasar Larangan, Kabupaten Sidoarjo. Ia akan menyerahkan sejumlah bantuan sosial bagi penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) dan pedagang.
Kemudian, Mantan Wali Kota Solo itu akan menuju GOR Delta Sidoarjo untuk menyerahkan sertifikat hak atas tanah untuk rakyat. Nantinya, Jokowi akan menyerahkan 3.000 sertifikat bagi masyarakat dari Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten dan Kota Malang, dan Kabupaten Gresik.
Adapun, Jokowi dan Iriana Jokowi akan kembali ke Jakarta pada sore hari ini. Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja kali ini yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Menurut data Global Food Security Index (GFSI), ketahanan pangan Indonesia pada 2021 melemah dibanding tahun sebelumnya. GFSI mencatat skor indeks ketahanan pangan Indonesia pada 2020 mencapai level 61,4.
Namun, pada 2021 indeksnya turun menjadi 59,2. Indeks tersebut menjadikan ketahanan pangan Indonesia pada 2021 berada di peringkat ke-69 dari 113 negara. Simak databoks berikut:
GFSI mengukur ketahanan pangan negara-negara dari empat indikator besar, yakni keterjangkauan harga pangan (affordability), ketersediaan pasokan (availability), kualitas nutrisi dan keamanan makanan (quality and safety), serta ketahanan sumber daya alam (natural resources and resilience).
Menurut penilaian GFSI, harga pangan di Indonesia cukup terjangkau dan ketersediaan pasokannya cukup memadai jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Namun, infrastruktur pertanian pangan Indonesia masih di bawah rata-rata global.
Standar nutrisi dan keragaman makanan pokok juga masih dinilai rendah. Sumber daya alam Indonesia juga dinilai memiliki ketahanan yang buruk karena belum dilindungi kebijakan politik yang kuat, serta rentan terpapar bencana terkait perubahan iklim, cuaca ekstrem, dan pencemaran lingkungan.