BI Waspadai Masih Tingginya Harga Pangan Menekan Inflasi Tahun Depan
Bank Indonesia mewaspadai inflasi tahun depan masih akan tinggi dan berada di atas rentang sasaran 2%-4%. Tekanan inflasi tahun ini juga diperkirakan melampaui target maksimal yang telah ditetapkan bank sentral sebesar 4%.
"Di samping masih tingginya harga pangan dan energi global, kenaikan permintaan juga kemungkinan akan mendorong inflasi," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2022, Kamis (18/8)
Menurut Perry, tekanan inflasi hingga akhir tahun ini masih akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Harga pangan dan energi global masih tinggi sekalipun menunjukkan tanda-tanda melandai, dipengaruhi gangguan cuaca serta kesenjangan pasokan antarwaktu dan antardaerah.
BI dalam pertemuan bulan lalu juga sempat menyebut inflasi pada akhir tahun ini akan bergerak di rentang 4,5%-4,6%. Perkiraan tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan bulan Mei sebesar 4,2%.
Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu juga sudah menyentuh rekor tertingginya sejak Oktober 2015 ke level 4,94% secara tahunan. Meski demikian, Perry menyebut realisasi tersebut masih lebih rendah dibandingkan sejumlah negara lain.
Inflasi yang mulai merangkak naik pada bulan lalu lebih dipengaruhi komponen harga pangan bergejolak yang mencapai di atas 11% secara tahunan. inflasi komponen ini normalnya berada di kisaran 5%-6%. Adapun kenaikan harga bergejolak didorong oleh faktor eksternal dan internal.
"Tekanan bersumber dari kenaikan harga komoditas global akibat berlanjutnya geopolitik di sejumlah negara yang mengganggu rantai pasokan global dan juga mendorong sejumlah negara melakukan proteksionisme pangan," kata Perry.
Di dalam negeri, gangguan pasokan akibat cuaca buruk memperparah tekanan inflasi. Gangguan terjadi di sejumlah sentra produksi bahan pangan seperti cabai dan bawang merah.
Kenaikan harga energi global turut mempengaruhi kondisi domestik. Ini salah satunya terlihat dari kenaikan harga avtur yang menyebabkan harga tiket pesawat ikut naik. Namun, ia menyebut subsidi yang diberikan pemerintah membantu menahan tekanan tidak begitu besar.
Di sisi lain, inflasi inti terpantau masih rendah di level 2,86% secara tahunan pada bulan lalu. Kondisi inflasi inti yang masih terjaga membuat BI bertahan tidak menaikkan suku bunga.
"Ini menunjukan daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih meskipun seudah meningkat," kata Perry.