Biden Hingga Putin Ucapkan Belasungkawa Atas Wafatnya Ratu Elizabeth
Ratu Elizabeth II meninggal dunia di rumahnya di Skotlandia pada Kamis (8/9). Berita itu mengejutkan tidak hanya warga Inggris, dengan belasungkawa mengalir dari para pemimpin di seluruh dunia.
“Warisannya akan tampak besar di halaman sejarah Inggris, dan dalam kisah dunia kita,” kata Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Jumat (9/9). Dia memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di Gedung Putih.
Di Paris, walikota mengumumkan lampu Menara Eiffel akan dimatikan untuk menghormati kematian sang ratu. Sementara di Brasil, pemerintah mengumumkan tiga hari berkabung. Serta Majelis Umum dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sama-sama hening sejenak.
Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang hubungan negaranya dengan Inggris memburuk akibat perang di Ukraina, menyampaikan belasungkawa. Putin menyebut menyebut kematian Ratu Elizabeth sebagai kehilangan yang tidak dapat diperbaiki.
Ratu Elizabeth II, yang juga merupakan kepala negara tertua dan terlama di dunia, naik takhta setelah kematian ayahnya Raja George VI pada 6 Februari 1952, ketika dia baru berusia 25 tahun.
Dia dimahkotai pada bulan Juni tahun berikutnya. Penobatan pertama yang disiarkan di televisi adalah pendahuluan dari dunia baru di mana kehidupan para bangsawan menjadi semakin diteliti oleh media.
“Saya dengan tulus berjanji untuk melayani Anda, karena begitu banyak dari Anda berjanji untuk melayani saya. Sepanjang hidup saya dan dengan sepenuh hati saya akan berusaha untuk menjadi layak atas kepercayaan Anda,” katanya dalam pidato kepada rakyatnya di hari penobatannya.