Internet 4G Masih Dominan, Investasi 5G Diramal Belum akan Ngebut
Pemerintah menargetkan penyediaan akses internet 4G di 9.113 titik wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar. Sedangkan pengembangan akses internet 5G saat ini masih terbatas karena beberapa kendala, mulai dari besarnya investasi hingga cakupan area yang lebih pendek.
Vice President (VP) Marketing Management PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Edie Kurniawan mengatakan bahwa investasi untuk jaringan internet 5G cukup besar, sedangkan secara teknologi cakupan areanya lebih lebih pendek dari 4G.
"Jadi akhirnya kalau dilakukan (investasi) 5G, operator akan berpikir berkali-kali. Sehingga akhirnya kemungkinan besar 5G hanya akan ada di area bisnis saja, seperti di Jakarta," kata Edie dalam acara Perang Tarif Internet: Mungkinkah Menular ke Penyedia Fixed Broadband, Selasa (24/10).
Dia mengungkapkan beberapa alasan mengapa pada akhirnya 5G hanya ada di area bisnis saja. Pertama, investasinya tidak mahal karena sudah ter-coverage oleh bisnis broadband atau pita lebar. Kedua, di area bisnis kemungkinan besar sudah ada pengguna 5G. "Tapi kalau urusannya dengan mobile dan fixed, nantinya akan sama," tambahnya
Untuk saat ini, Edie menjelaskan bahwa fokus dari Telkom adalah pada Fixed-Mobile Convergence (FMC). "Kuota bersama antara mobile dan fixed," katanya. "Akan kami percepat. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama lagi akan diumumkan proses sosialisasi FMC."
Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) Sarwoto Atmosutarni mengatakan implementasi 5G di Indonesia harus menunggu pelaksanaan Analog Switch Off (ASO). "Setelah itu kita akan buat alokasi frekuensi untuk 5G," ujarnya.
Sarwoto mengatakan bahwa implementasi 5G sudah sudah proses percobaan di lokasi industrial, stadion, dan lainnya. "Trial untuk melihat layaknya untuk digelar besar-besar," jelasnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menggenjot pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G.
"Sedangkan 5G lebih ke wilayah industri dan perkotaan yang akan dikejar,” ujar Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo Bambang Nugroho dalam kunjungan ke Site BTS 4G di Selong Belanak, Lombok Tengah, Rabu (5/10).
Ia mengatakan bahwa pembangunan menara BTS dikaji dari sisi bisnisnya. "Apalagi di desa-desa. Siapa yang pakai (5G)?" katanya. Bambang menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur 5G memerlukan investasi besar. "Teman-teman operator seluler pasti berfokus di wilayah perkotaan," tambah dia.
Kecepatan 5G Dibandingkan Generasi Sebelumnya
XL Axiata meluncurkan jaringan 5G tahun lalu. Perusahaan telekomunikasi bernuansa biru ini menggunakan spektrum frekuensi radio 1,8 GHz untuk menyediakan internet 5G. Lebar pitanya 20 MHz, pada rentang 1.807,5 MHz sampai 1.827,5 MHz.
Sedangkan Telkomsel menyediakan internet 5G sejak akhir Mei tahun lalu (27/5/2021). Lalu, Indosat resmi meluncurkan jaringan 5G pada Juni 2021 (23/6/2021). Sedangkan Smartfren sudah menguji coba 5G tahun lalu.
Namun riset dari perusahaan analisis jaringan telekomunikasi OpenSignal pada Juni menunjukkan, pengalaman pengguna dalam memanfaatkan internet 5G di Indonesia terus meningkat. Namun, cakupan jaringannya belum signifikan.
OpenSignal melakukan analisis dengan cara memeriksa pengalaman seluler dunia nyata dari pengguna ponsel pintar atau smartphone di Indonesia pada jaringan 3G, 4G, dan 5G. Kemudian membandingkannya satu sama lain dalam hal kecepatan unduh, unggah, pengalaman saat streaming video, dan bermain gim seluler multi-pemain.
Hasilnya, kecepatan unduh pengguna Indonesia rata-rata mencapai 64,3 Megabit per detik (Mbps) saat terhubung di 5G. Ini 3,9 kali lebih cepat dari 4G dan 10,8 kali lebih cepat dibandingkan 3G.
Kemudian, pengguna gawai di Indonesia mengalami kecepatan unggah rata-rata 19,6 Mbps saat terhubung ke 5G, atau 2,6 kali lebih cepat dibandingkan saat terhubung ke jaringan 4G yang hanya 7,4 Mbps.