BNI Perbesar Porsi Laba Ditahan untuk Jaga Kecukupan Modal
PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) membagikan dividen dengan total sebesar Rp 3,75 triliun atau setara dengan 25% dari laba bersih BNI tahun buku 2018 yang sebesar Rp 15,02 triliun. Sedangkan 75% sisanya atau senilai Rp 11,26 triliun digunakan sebagai laba ditahan.
Pembagian dividen ini diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan di Grha BNI, Jakarta, Senin (13/5).
Secara persentase, pembagian dividen tahun buku 2018 lebih kecil dari dividen tahun buku 2017 yang sebesar 35% dari laba bersih. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, persentase pembagian dividen yang lebih rendah karena BNI ingin mengalokasikan lebih banyak dana untuk laba ditahan. Hal itu berhubungan dengan rasio keucukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) yang ingin dipertahankan pada level 18,5% hingga akhir tahun ini.
"Kalau kita lihat, rata-rata CAR industri perbankan dikisaran 23%. Sementara, BNI sebesar 18,5%," kata Baiquni usai RUPST. Padahal, Baiquni menambahkan, beberapa tahun terakhir pertumbuhan bisnis dan kredit BNI selalu di atas rata-rata industri.
(Baca: Terpengaruh Volatilitas Pasar, Laba BNI 2018 Hanya Tumbuh 10%)
Baiquni mengatakan, jika ekspansi bisnis dan kredit terus ditingkatkan tanpa ada penambahan modal maka akan mengakibatkan kemampuan ekspansi semakin terbatas. "Jadi, alasan utama kami meminta kepada pemegang saham untuk dividen diperkecil, tujuannya menambah CAR," kata Baiquni. BNI sendiri menargetkan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun ini sebesar 12% hingga 15%.
BNI Rombak Nomenklatur Jajaran Pengurus
Selain keputusan pembagian dividen, RUPST bank pelat merah tersebut juga melakukan pergantian dewan komisaris. Wakil Komisaris Utama yang sebelumnya dijabat oleh perwakilan dari pemerintah yaitu Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro, digantikan oleh Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN, Hambra.
Selain itu, Bistok Simbolon yang sebelumnya menjabat sebagai Anggota Komisaris digantikan oleh Ratih Nurdiati. Dengan pergantian tersebut, maka saat ini jajaran komisaris BNI sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
1. Komisaris Utama/ Komisaris Independen: Ari Kuncoro
2. Wakil Komisaris Utama: Hambra
3. Komisaris Independen: Revrisond Baswir
4. Komisaris Independen: Pataniari Siahaan
5. Komisaris Independen: Ahmad Fikri Assegaf
6. Komisaris: Ratih Nurdiati
7. Komisaris: Joni Swastanto
8. Komisaris: Marwanto Harjowiryono
9. Komisaris Independen: Sigit Widyawan
(Baca: Kinerja Keuangan Triwulan I-2019 Bank Pelat Merah, BRI Paling Cuan)
Tidak hanya itu, RUPST juga melakukan perombakan pada nomeklatur jajaran direksi meski tidak ada direktur yang diganti. "Kami melihat nomenklatur yang ada, kurang pas, karena keinginan Kementerian BUMN," kata Baiquni menambahkan. Saat ini jajaran direksi dengan nomenklatur baru menjadi sebagai berikut:
Dewan Direksi:
1. Direktur Utama: Achmad Baiquni
2. Wakil Direktur Utama: Herry Sidharta
3. Direktur Bisnis Korporasi: Putrama Wahju Setyawan
4. Direktur Bisnis Konsumer: Tambok P. S Simanjuntak
5. Direktur Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Jaringan
6. Direktur Tresuri dan Internasional: Rico Rizal Budidarmo
7. Direktur Keuangan: Anggoro Eko Cahyo
8. Direktur Teknologi Informasi dan Operasi: Dadang Setiabudi
9. Direktur Hubungan Kelembagaan: Adi Sulistyowati
10. Direktur Manajemen Risiko: Bob Tyasika Ananta
11. Direktur Human Capital dan Kepatuhan: Endang Hidayatullah
(Baca: BNI Terapkan Strategi Kredit untuk UMKM Berbasis Ekspor)