Masa Panen Mulai Berakhir, Harga Beras Premium di Penggilingan Naik

Agatha Olivia Victoria
1 Juli 2020, 18:33
harga beras, bps
ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/wsj.
Seorang pria berjalan di dekat tumpukan karung berisi beras di gudang Bulog wilayah NTT di Kupang, NTT, Senin (18/5/2020). Bulog NTT mengatakan saat ini pihaknya memiliki stok beras mencapai 14.500 ton yang akan cukup memenuhi permintaan masyarakat hingga enam bulan ke depan.

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat harga beras di tingkat penggilingan naik pada Juni 2020. Penyebabnya yaitu naiknya harga gabah kering baik di tingkat petani maupun penggilingan karena mulai berakhirnya masa panen.

Kepala BPS Suhariyanto menuturkan, kenaikan harga beras terutama terjadi pada beras kategori premium. "Naik menjadi Rp 9.919 per kilogram, naik 0,94% dibanding Mei Rp 9.827," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Rabu (1/7).

Meski demikian, rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan turun 0,85% dari Rp 9.527 per kg menjadi sebesar Rp 9.445. Harga beras di penggilingan luar kualitas juga turun 0,52% dari Rp 8.973 menjadi Rp 8.926.

Dibandingkan dengan Juni 2019, rata-rata harga beras di penggilingan pada untuk kualitas premium dan kualitas medium masing-masing naik sebesar 4,24% dan 3,04%. Sedangkan beras luar kualitas turun 0,95%.

(Baca: Harga Beras hingga Emas Perhiasan Turun, Inflasi Juni Diprediksi 0,02%)

Selama periode Juni 2019–Juni 2020, rata-rata harga beras di penggilingan tertinggi kualitas premium tercatat sebesar Rp 10.082 per kg terjadi pada Maret 2020. Sementara kualitas medium dan luar kualitas, masing-masing sebesar Rp 9.844 dan Rp 9.522 terjadi pada Februari 2020.

Sebaliknya, rata-rata harga beras di penggilingan terendah untuk kualitas premium dan medium masing-masing sebesar Rp 9.516 dan Rp 9.166 terjadi pada Juni 2019, namun luar kualitas Rp 8.926 terjadi pada Juni 2020.

Begitu pula dengan harga gabah. Selama Juni 2020, harga gabah tertinggi di tingkat petani Rp 9.600 per kg dan di tingkat
penggilingan Rp 9.650. Sementara itu, harga terendah di tingkat petani dan tingkat penggilingan masing-masing sebesar Rp 3 ribu dan Rp 3.110.

Harga tertinggi di tingkat petani dan di tingkat penggilingan berasal dari gabah kering giling varietas Mayang yang terjadi di Kecamatan Kapuas Timur dan Tamban Catur, Kabupaten Kapuas (Kalimantan Tengah).

(Baca: Pemerintah Masih Berutang Rp 2,6 T ke Bulog untuk Penyaluran Beras)

Sementara itu, harga terendah di tingkat petani dan di tingkat penggilingan berasal dari gabah luar kualitas varietas Citubagendit yang terjadi di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes (Jawa Tengah).

Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani selama Juni naik sebesar 2,11% dari Rp 4.623 menjadi Rp 4.720. Gabah kering giling di tingkat petani juga naik 4,61% dari Rp 5.588 menjadi Rp 5.845, dan rata-rata harga gabah luar kualitas naik 4,28% dari Rp 4.194 menjadi Rp 4.374.

Adapun rata-rata harga gabah kering panen di tingkat penggilingan selama Juni naik 1,88% dari Rp 4.730 menjadi Rp 4.819, gabah kering giling naik 4,39% dari Rp 5.707 menjadi Rp 5.958, dan gabah luar kualitas naik 4,31% dari Rp 4.285 menjadi Rp 4.469.

(Baca: Di Depan DPR, Buwas Beberkan Praktik Mafia Beras hingga Daging Kerbau)

Reporter: Agatha Olivia Victoria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...