Kabar Vaksin Corona, Harga Saham Kimia Farma & Indofarma Melonjak 24%
Harga saham dua emiten BUMN farmasi, Kimia Farma Tbk (KAEF) dan Indofarma Tbk (INAF), kembali melambung tinggi. Pada perdagangan Rabu (22/7) pagi ini harga dua saham ini naik 24% lebih hingga menyentuh batas auto reject atas (ARA).
Harga saham Kimia Farma naik 425 poin atau 24,78% ke Rp 2.140 per saham. Pada perdagangan kemarin, Selasa (21/7) harga saham ini telah melesat 24,72% dari Rp 1.375 per saham menjadi Rp 1.715 per saham. Artinya sepanjang pekan ini harganya telah meroket 67,19%.
Sama halnya dengan saham Indofarma. Pagi ini harganya terbang 24,92% ke Rp 1.880 per saham. Kemarin harganya naik 24,89% ke Rp 1.505 per saham. Sepanjang pekan ini harga saham INAF telah naik 67,86% dari Rp 1.120 pada penutupan Jumat (17/7).
Kinerja positif saham dua emiten farmasi pelat merah ini pun menular ke emiten farmasi lainnya di bursa. Kalbe Farma Tbk (KLBF) pagi ini menjadi saham kedua yang paling banyak ditransaksikan investor hingga pukul 10.15 WIB, yakni mencapai 230,95 miliar saham
(Baca: Jadi Distributor Vaksin Corona, Saham Indofarma & Kimia Farma Meroket)
Harga saham KLBF pun naik signifikan, meskipun tidak setajam KAEF dan INAF, yakni 'hanya' 7,17% sepanjang pekan ini berjalan dari Rp 1.465 per saham pada penutupan Jumat (17/7) menjadi Rp 1.570 per saham pagi ini.
Senasib dengan Kalbe Farma, saham Kimia Farma menjadi saham keempat yang paling banyak ditransaksikan pagi ini yakni sebanyak 145,86 miliar saham.
Kenaikan harga saham emiten farmasi ini merespon perkembangan vaksin virus corona buatan Indonesia. Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi asal Tiongkok, Sinovac Biotech Co.Ltd., dalam mengembangkan vaksin virus corona.
Vaksin buatan Bio Farma ini menjadi vaksin yang paling dekat untuk terwujud karena saat ini telah memasuki fase uji klinis tahap ketiga untuk mengidentifikasi efektivitas dan keamanannya dalam melawan virus corona.
(Baca: Kembangkan Vaksin Corona dengan Genexine, Saham Kalbe Farma Jatuh 1,8%)
Nantinya, vaksin akan didistribusikan oleh Kimia Farma dan Indofarma. “Selama ini vaksin yang diproduksi Biofarma, INAF dan KAEF porsi pembagiannya 50:50,” kata Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto kepada Katadata.co.id.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada membenarkan bahwa investor merespon positif uji klinis tahap ketiga vaksin buatan indonesia ini. Meski demikian dia mengingatkan bahwa kenaikan harga saham kedua emiten ini kemungkinan hanya sementara.
“Karena investor masih mencermati perkembangan vaksin ini selanjutnya. Jadi ini hanya euforia jangka pendek saja,” ujarnya.
Namun dia mengakui bahwa saham-saham emiten bidang farmasi termasuk INAF dan KAEF selama pandemi corona ini termasuk yang paling prospektif. Alasannya, penjualan obat-obatan dan vitamin meningkat. “Ke depan dampak penjualan vaksin akan menjadi pemicu (kinerja) emiten farmasi,” kata Reza.
(Baca: Vaksin Corona Diproduksi 2021, Erick Thohir: Masyarakat Tetap Disiplin)
Selain Bio Farma, Kalbe Farma juga tengah mengembangkan vaksin virus corona bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi asal Korea Selatan, Genexine. Keduanya telah sepakat untuk melakukan uji klinis kandidat vaksin buatannya yang diberi nama GX-19, di Indonesia.
Vaksin GX-19 dikembangkan melalui konsorsium yang terdiri dari Genexine, Binex, International Vaccine Institute (IVI) GenNBio, Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), dan Pohang University of Science & Technology (POSTECH).