Merdeka Copper akan IPO Anak Usaha Baterai Kendaraan Listrik Kuartal I
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berencana melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials, di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal pertama tahun ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) Devin Wirawan. Saratoga adalah pemegang saham terbesar, yang menggenggam 18,345% saham MDKA. Meski demikian Devin tidak menjelaskan secara rinci target serta jumlah saham yang akan dilepas ke publik.
“Nanti MDKA akan meng-IPO-kan salah satu anak perusahaannya, Merdeka Battery Materials, targetnya masih di kuartal pertama 2023,” ujar Devin dalam Saratoga Investment Summit 2023, Kamis (26/1).
Devin juga mengungkapkan bahwa Saratoga Investama Sedaya menargetkan kenaikan return hingga 20% tiap tahunnya. Maka dari itu, perusahaan hanya akan berinvestasi pada perusahaan yang dapat memberikan return atau imbal hasil yang tinggi.
“Pasti kami sebagai perusahaan investasi harus bisa menginvestasikan dana yang bisa menghasilkan return yang bagus untuk para pemegang saham, dan kami memiliki target mendapatkan return 20% per tahun,” lanjut Devin.
Presiden Direktur Saratoga Investama Sedaya, Michael Soeryadjaya mengatakan bahwa terdapat tiga aturan Saratoga dalam berinvestasi.
“Sebagai perusahaan investasi, pedomannya cukup sederhana, kami mencoba berinvestasi di perusahaan yang kami pahami dan kami membaginya menjadi 3 aturan,” ujarnya pada kesempatan yang sama.
Tiga peraturan tersebut Michael menjelaskan bahwa Saratoga berinvestasi di industri yang dapat tumbuh, perusahaan yang dapat menjadi pemimpin di setiap sektor dan yang terakhir, Saratoga ingin berinvestasi yang dipimpin oleh orang-orang baik.
“Kami ingin bermitra dengan orang-orang baik, kami tidak menjalankan bisnis apa pun sendiri jadi hal itu menjadi salah satu peraturan yang penting,” ujar Michael.
Sebagai informasi, Merdeka Battery Materials adalah anak usaha Merdeka Copper yang bergerak di sektor mineral strategis dan rantai pasok baterai kendaraan listrik, dengan kepemilikan tidak langsung melalui PT Merdeka Energi Nusantara sebesar 59,88%.
Perusahaan ini menguasai salah satu tambang nikel terbesar di Indonesia yang berlokasi di Sulawesi, yakni tambang Sulawesi Cahaya Mineral yang diperkirakan mengandung 13,8 miliar ton nikel dan 1 ton kobalt. Dua mineral tersebut merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik yang penting.
Merdeka Battery juga mengoperasikan smelter nikel berteknologi rotary kiln electric furnace (RKEF) dengan kapasitas produksi hingga 88.000 ton per tahun nickel pig iron (NPI).
Perusahaan ini juga menjalin kerja sama dengan Tsingshan dalam mengembangkan kawasan industri yang fokus pada nikel dan mineral bahan baku baterai yakni kawasan industri Konawe atau Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP).