Ajaib Janji Suntik Rp 16 Miliar, Harga Saham Bank Bumi Arta Melambung
Perusahaan teknologi keuangan Ajaib di bawah PT Takjub Finansial Teknologi berkomitmen mengucurkan Rp 15,97 miliar kepada PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA). Rencana ini sempat memicu sentimen positif sehingga menerbangkan harga saham Bank Bumi Arta 14,61 % menjadi Rp 3.920 per lembar pada Jumat (3/12).
Berdasarkan data RTI Infokom, harga saham BNBA yang sempat naik tajam sekitar pukul 10.00 WIB, akhirnya ditutup hanya menguat 2,92 % ke Rp 3.520 per saham. Total nilai transaksi Rp 178,85 miliar dengan total volume saham 48,78 miliar unit yang ditransaksikan hari ini.
Kucuran dana Ajaib ke Bank Bumi Arta dilakukan dalam aksi korporasi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Rencananya, Bank Bumi Arta menerbitkan 462 juta unit saham atau sekitar 16,67 % dari total setelah aksi korporasi tersebut.
Bank Bumi Arta berpotensi meraup dana segar Rp 621,39 miliar dari rights issue tersebut. Nilai tersebut didapat karena Bank Bumi Arta mematok harga pelaksanaan rights issue Rp 1.345 per saham. Setiap pemegang lima saham lama berhak atas satu rights issue.
Ajaib baru saja mengakuisisi saham Bank Bumi Arta sehingga kini memegang 554,4 juta atau setara 24 % saham. Melalui surat pernyataan 18 November 2021, Ajaib akan mengambil rights issue sesuai porsinya, yaitu 110,88 juta saham. Artinya, Ajaib akan mengucurkan Rp 15,97 miliar.
Selain itu, PT Surya Husada Investment yang punya 772,8 juta saham atau 33,45 % saham Bank Bumi Arta, juga melaksanakan haknya sejumlah 154,56 juta. Dengan demikian, Surya Husada Investment akan menggelontorkan Rp 20,78 miliar.
PT Dana Graha Agung yang menggenggam 463,68 juta atau 20,07 % saham Bank Bumi Arta menyatakan turut mengambil haknya sebanyak 92,73 juta saham. Artinya, investor ini akan menyuntikan dana Rp 124,72 miliar ke Bank Bumi Arta.
Tidak ketinggalan, PT Budiman Kencana Lestari yang memiliki 309,12 juta atau 13,38 % berpartisipasi untuk mengambil haknya sebanyak 61,82 juta saham. Untuk itu, Budiman Kencana Lestari perlu mengguyur dana tambahan Rp 83,15 miliar.
Dalam prospektus terbaru, manajemen Bank Bumi Arta menyampaikan, tidak ada pengalihan rights issue yang dimiliki oleh keempat pemegang saham lama kepada pihak lain. Jika terdapat pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya, maka akan mengalami dilusi.
Pemegang saham Bank Bumi Arta sisanya, yaitu 210 juta atau setara 9,1 %, dimiliki oleh masyarakat dengan kepemilikan di bawah 5 %. Porsi pemilik saham yang tidak mengambil haknya akan terdilusi maksimal 16,67 % setelah rights issue.
Manajemen Bank Bumi Arta menjelaskan, tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas rights issue dicatatkan pada 13 Desember 2021. Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 15 Desember 2021. Sejak dicatatkan hingga 21 Desember 2021 merupakan periode perdagangan dan pelaksanaan rights issue.
Tujuan pelaksanaan rights issue adalah untuk memenuhi modal inti minimum pada 2021 yang diatur dalam Peraturan OJK Nomor 12 Tahun 2020. OJK mematok, modal inti minimal harus Rp 2 triliun akhir tahun ini dan menjadi Rp 3 triliun pada akhir 2022.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2021, modal inti Bank Bumi Arta baru Rp 1,6 triliun, di bawah ketentuan OJK. Sehingga setelah rights issue, modal inti bank akan menjadi minimum sebesar Rp 2 triliun.
Selain untuk memenuhi modal inti, Bank Bumi Arta akan menggunakan sekitar 80 % dana dari rights issue tersebut untuk pemberian kredit kepada nasabah yang direalisasikan secara bertahap.
Sisa 20 % dana yang didapat bakal digunakan untuk belanja modal dalam rangka pengembangan perbankan digital. Sebagai contoh dalam pembukaan rekening online, deposito online, pinjaman personal online, kartu kredit, sistem open API guna layanan terintegrasi, dan BIFast.
"Guna peningkatan layanan serta peningkatan infrastruktur dan sistem keamanan teknologi informasi untuk menunjang pengembangan digital banking," kata manajemen dikutip dari prospektus.
Ajaib Gelontorkan Rp 745,66 Miliar untuk Akuisisi Bank Bumi Arta
Sebelumnya, ajaib resmi memiliki 24 % atau 554,4 juta saham Bank Bumi Artha melalui rekening efek PT Ajaib Sekuritas Asia sejak 17 November 2021. Harga akuisisinya Rp 1.345 per saham. Artinya, Ajaib menggelontorkan dana Rp 745,66 miliar untuk membeli saham tersebut.
Saham Bank Bumi Arta dijual oleh PT Surya Husada Investment sebanyak 277,2 juta unit saham dan mengantongi Rp 372,83 miliar. Saat ini perusahaan punya 772,8 juta saham atau setara 33,5 %.
Lalu, PT Dana Graha Agung menjual saham Bank Bumi Arta sebanyak 166,32 juta saham dan mengantongi Rp 223,7 miliar. Saat ini, perusahaan memiliki 463,68 juta atau setara 20,07 % saham Bank Bumi Arta.
PT Budiman Kencana Lestari menjual 110,88 juta saham Bank Bumi Arta dan mengantongi Rp 149,13 miliar. Saat ini perusahaan memiliki 309,12 juta saham atau setara 13,38 %.