Memperkuat Pangan Laut
Di Pulau Jawa misalnya, tempat bermukimnya lebih dari 60% penduduk Indonesia, konsumsi ikan warganya masih kurang dari 32 kilogram per tahun. Mahalnya harga ikan telah menjadi alasan kuat bagi masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa lebih memilih makan iwak pitik (baca: daging ayam), iwak tempe, atau iwak tahu—daripada ikan tuna segar nan sehat dari perairan Maluku. Sementara, konsumsi ikan per kapita sebagian besar wilayah di Sumatera telah mencapai 32 hingga 43 kilogram per tahun. Bahkan, di Timur Indonesia, seperti Pulau Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Papua telah mencapai lebih dari 43 kilogram per tahun.
Momentum
Presiden Joko Widodo pada Rabu, 29 April 2020 telah mengumumkan lima skema perlindungan dan pemulihan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di tengah pandemi Covid-19. Mulai dari bantuan sosial, relaksasi dan restrukturisasi kredit usaha, insentif pajak, pembiayaan Modal Kerja, hingga jaminan penyerapan hasil perikanan rakyat oleh kementerian, BUMN ataupun pemerintah daerah.
Secara operasional, organisasi nelayan baik di tingkat desa, kabupaten/kota, maupun nasional bersama-sama pemerintah dan pemerintah daerah untuk memastikan kelima skema tersebut terakses oleh seluruh keluarga nelayan. Lalu, memberi insentif pemotongan harga angkut ikan antarpulau di dalam negeri. Di Pulau Jawa misalnya, jalur kereta api dapat diberdayakan untuk memperluas distribusi produk perikanan dari sentra-sentra perikanan rakyat ke kota-kota di sepanjang Pantai Utara dan Selatan Jawa. Strategi ini akan memperbesar serapan di hilir, sejalan dengan semakin terjangkaunya harga ikan di pulau padat huni, Jawa.
Terakhir, mempercepat transformasi pemasaran produk perikanan dari offline ke online. Program pelatihan di berbagai kementerian, lembaga pendidikan maupun swasta dapat diarahkan untuk membantu nelayan memasuki era digital sebagai “normal baru.” Jika semua dilakukan, kita tidak perlu khawatir kekurangan pasokan pangan, baik disaat pandemi Covid-19 maupun setelahnya. Sebab, selain mendapati protein hewani dan pertanian di darat, Ibu Pertiwi juga telah menyediakan lebih banyak lagi pangan dari laut.
Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.