Simalakama New Normal dan Gejolak Seniman Pertunjukan Meresponnya

Luki Safriana
Oleh Luki Safriana
6 Juni 2020, 11:00
Luki Safriana
Ilustrator: Joshua Siringoringo | Katadata
Seniman tari Kontemporer, Gatot Gunawan menunjukkan koreografi secara daring pada peringatan Hari Tari Sedunia Choreo-Instant Stay At Home di Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/4/2020).Sedikitnya 40 seniman dari negara Indonesia, Australia, Malaysia, Jepang, Uganda dan Amerika Serikat berkolaborasi dari rumah masing-masing secara daring guna menyampaikan pesan ke masyarakat untuk terus berpikir positif dan berkesenian meskipun di masa pandemi COVID-19.

Para pekerja seni pertunjukan dari berbagai cabang kesenian dapat dipastikan akan menghadapi babak yang menantang dari pandemi corona yang belum bisa diprediksi akhirnya. Tercatat melalui data resmi Satgas Penanggulangan Covid-19 per tanggal 30 Mei 2020, jumlah korban meninggal adalah sebanyak 1.573, dan pasien sembuh sebanyak 7.015 dari total 25.773 kasus.  Pergerakan lajunya seolah berkejaran, paralel ini memantik seluruh dimensi kehidupan dalam merespon untuk dapat terus survive.

Semenjak merebaknya pandemi corona, sektor industri seni pertunjukan dan seni terkait lainnya mengalami guncangan keras. Dilansir dari data koalisi seni per 25 Maret 2020, disebutkan bahwa sepuluh proses produksi dan rilis film tertunda; empat puluh konser, tur, dan festival musik; delapan pameran pada museum seni rupa; tiga pertunjukan tari; serta sembilan pentas teater, pantomim, dan boneka.

Berbagai artis pertunjukan berskala lokal maupun internasional batal manggung secara live untuk waktu yang tak dapat ditentukan, termasuk aktivitas manajemen event pun berhenti. Total kerugian dari sebaran data dan variannya tersebut dapat terus bertambah, dan tidak menutup kemungkinan dapat menyentuh triliun rupiah ketika tulisan ini rilis.

Terhadap terpuruknya industri (khususnya) seni pertunjukan dan seni pendukung lainnya, dengan seiring berjalannya waktu, pemerintah tidak sepatutnya terus berpangku tangan dan harus melakukan langkah-langkah penanggulangan dari pendataan berkala secara selektif kepada para pelaku seni melalui program bantuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk dengan pemberian bantuan melalui bantuan sosial dan Kartu Prakerja. Di sisi lain, seniman pertunjukan pun tak tinggal diam.

(Baca: Kisah Pekerja Informal saat Pandemi Corona: Kalau Tak Kerja Bisa Mati)

Konser-konser berbasis daring pun diadakan oleh sejumlah musisi seperti konser alm. Didi Kempot, konser Armand Maulana, karya tari dari Eko Supriyanto, perayaan Hari Tari Sedunia oleh ISI Surakarta, tapping karya terpilih dari Komunitas Salihara dan Titimangsa Foundation, aktifnya kanal Youtube Budayasaya yang menyajikan konten berbasis seni pertunjukan dan seni lainnya, serta event-event daring lainnya. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa pergerakan industri seni pertunjukan masih berdetak hidup, meski di beberapa pelaksanaannya masih dominan terasa sebagai adaptasi, sosialisasi, donasi dan belum terlalu masuk ke area profitability art.

Kini Pemerintah sedang menyiapkan skenario new normal untuk hidup berdampingan dengan pandemi corona. Direktur Riset di Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, menilai era new normal dengan mencabut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak akan mengembalikan ekonomi menjadi normal selama pandemi masih mengintai.

Fase 1 yang akan dimulai dari 1 Juni sampai dengan fase 5 di akhir bulan Juli menunjukan suatu road map jangka pendek yang secara umum mengisyarakatkan pelonggaran program skenario PSBB dengan kata kunci pengetatan protokol kesehatan, pembukaan tempat kegiatan perekonomian bertahap, pembatasan jumlah masa berkumpul, dan penemuan vaksin.

Rintisan new normal menuntut semua sektor industri untuk dapat secara cepat beradaptasi dan bergerak, termasuk sektor industri seni pertunjukan bersama seniman dan stakeholders yang melingkupinya.

(Baca: Tantangan Berat Seniman Pertunjukan di Masa Pandemi Corona)

PENTAS WAYANG ORANG DISIARKAN SECARA DARING
Pentas wayang orang disiarkan secara daring di Solo, Jawa Tengah, di tengah pandemi corona. (ANTARA FOTO/Maulana Surya/aww.)

Buah Simalakama New Era

Industri seni pertunjukan adalah salah satu dari sekian banyak industri yang dituntut untuk beradaptasi dengan fase new normal.  Berdasarkan skema new normal, industri seni pertunjukan yang erat kaitannya dengan aktivitas kebudayaan boleh mengadakan kegiatannya pada waktu pertengahan Juni melalui mekanisme jaga jarak yang harus terkontrol.

Halaman:
Luki Safriana
Luki Safriana
Pengajar Paruh Waktu Prodi S1 Event Universitas Prasetiya Mulya, Mahasiswa Doktoral PSL-IPB University
Editor: Redaksi

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...