Perlawanan Keras Seniman dan Budayawan Menunggu Rilis Vaksin Corona

Luki Safriana
Oleh Luki Safriana
30 September 2020, 07:00
Luki Safriana
Ilustrator: Joshua Siringoringo | Katadata
Pengunjung mengamati karya saat pameran seni yang bertajuk "Duwow" di Jogja Gallery, Yogyakarta, Selasa (4/8/2020). Pameran seni yang digelar oleh dua komunitas seniman Tenggara dan Liquid Colour tersebut sebagai penanda bergerak kembali kegiatan seni rupa di Yogyakarta pada masa tatanan kehidupan baru dengan standar protokol kesehatan.

Saat ini, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan Peta Jalan Rencana Nasional Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Covid-19. “Roadmap ini akan mengatur secara lengkap pelaksanaan vaksinasi, termasuk menyiapkan timeline dan tahapan pemberian imunisasi. Rencananya roadmap akan diselesaikan dan dilaporkan pada rapat pleno pekan depan,” ujar Airlangga.

Berkenaan dengan masa critical time tersebut, hal ini tentu membuat Yogyakarta untuk ekstra berhati-hati dan tidak boleh lengah terhadap penyebaran pandemi yang masih tajam mengintai. Kebijakan pemerintah daerah pun seyogyanya tetap selaras dengan pemerintah pusat. Polemik Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibukota sejak beberapa minggu lalu menjadi pelajaran penting agar koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat dapat terjalin lebih baik.

Dari sisi teknis, penyelenggaraan FKY menjadi hal menarik serta menantang bagi warga Yogya. Khususnya terkait bagaimana cara “menikmati” sebuah event yang lazimnya digelar secara offline, kini harus digelar secara online (banyak menggunakan medium internet).

Aktivitas secara offline pun kini harus sarat protokol kesehatan dan relatif terbatas. Kebutuhan akan akses internet dalam model penyelenggaraan festival seharusnya sudah disiapkan sebaik mungkin. Baik dari sisi penyelenggara maupun penikmat yang mengikuti acara.

Merupakan hal yang berbeda ketika agenda FKY dituntut untuk menyuarakan karya para seniman dan budayawan secara dominan melalui internet. Kemudian, apakah pesan atau suara tersebut akan sampai atau akan terjebak pada persoalan klasik? Persoalan tentang ketidaknyamanan masyarakat menikmati karya seni secara online dan masyarakat yang masih tergagap dengan model online event.

Terlepas dari berbagai tantangan yang hadir, khususnya masalah infrastruktur internet dan cara menikmati festival berbasis online, FKY tetap menjadi oase yang kuat bahwa kota dengan seniman dan budayawan tetap harus bergerak dalam keadaan apapun.

Owah gingsiring kahanan iku saka karsaning Pangeran Kang Murbeng Jagad.

Halaman:
Luki Safriana
Luki Safriana
Pengajar Paruh Waktu Prodi S1 Event Universitas Prasetiya Mulya, Mahasiswa Doktoral PSL-IPB University

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...