Empat Landasan Strategi Kebudayaan Indonesia, Berawal dari Ekonomi

Faiz Manshur
Oleh Faiz Manshur
21 Desember 2023, 13:12
Faiz Manshur
Katadata/Bintan Insani
Ketua Odesa Indonesia

Tetapi kita juga tidak dapat mengatakan setiap masyarakat yang memiliki ekonomi kuat, senantiasa memiliki budaya yang tangguh. Ekonomi sebagai modal kebudayaan hanya relevan jika terhubung dengan tiga nilai lain, yaitu moral, sains, dan seni.

Nilai Moral

Prinsip moralitas adalah elemen dasar yang tak terpisah dengan nilai ekonomi. Sebab, dengan adanya moralitas hidup bersama tersebut manusia dapat bertahan hidup secara lebih efisien. Semakin mahir manusia bekerja sama dan mengurangi kompetisi antar sesama, semakin besar peluangnya untuk survive.

Unsur mendasar dari moralitas adalah empati, dengan kerja sama sebagai mekanismenya. Ada pula altruisme sebagai elemen penting dari kesadaran keberlangsungan hidup masyarakat.

Semakin maju masyarakat, semakin moralitas dianggap penting. Moralitas dipahami sebagai upaya menjalankan tata nilai yang telah tumbuh dan teruji sehingga mampu menumbuhkan daya hidup bersama. Dari situ, tumbuh nilai-nilai lain yang diperlukan untuk membentuk masyarakat berbudaya.

Sebagai contoh, sebuah kelompok masyarakat memiliki pandangan menjual tanah merupakan perilaku tidak pantas karena tanah dilihat sebagai modal produksi, bukan komoditi. Apabila masyarakat mempertahankan moralitas tersebut, mereka tidak akan mudah melepas tanah dan cenderung mengembangkan produksi di atasnya. Moralitas ini menyokong corak ekonomi yang berkembang di kelompok tersebut.

Nilai Sains

Cepat atau lambatnya perkembangan masyarakat ditentukan oleh ilmu pengetahuan. Berbagai peradaban yang kuat dan tangguh dengan kurun waktu panjang berasal dari kemampuan manusia yang secara adaptif mengelola sumber daya alam sekaligus mengelola sumber daya manusia. Banyak negara-bangsa dapat mencapai kemajuan meskipun tergolong memiliki sumber daya alam yang miskin, seperti Singapura.

Meski begitu, ilmu pengetahuan dapat menghasilkan dampak negatif bagi masyarakat yang mengaplikasikannya, maupun bagi masyarakat di luar kelompok yang mengaplikasikannya.

Itu terjadi karena ilmu pengetahuan yang diterapkan merupakan sebuah hal yang bebas nilai. Misalnya, implementasi teknologi tertentu yang dapat memaksimalkan nilai ekonomi atau keuntungan ekonomi tetapi menyebabkan kerusakan ekologi. Sekelompok masyarakat 'tega' mengambil keputusan untuk mengimplementasikan dengan mengorbankan kepentingan ekologi dan mengorbankan kepentingan golongan masyarakat yang lain.

Eksploitasi tersebut terjadi karena kekuatan nilai sains tidak dibarengi dengan kekuatan moralitas sehingga kemajuan teknologi menimbulkan ekses negatif bagi ekologi. Jika pertumbuhan nilai sains yang kuat dibarengi dengan menguatnya moralitas, tentu pertumbuhan itu tidak akan merusak lingkungan.

Nilai Seni

Seni dalam pengertian esensial adalah sebuah “kelembutan” dari akal budi, bukan dari fisik semata. Wujudnya ialah kreativitas dan inovasi. Kreatif artinya kemampuan membangun sesuatu yang “diperbarui” atau “bernilai tambah” yang di dalamnya memuat nilai-nilai yang “menguntungkan”. Sedangkan inovatif memiliki makna kemampuan mengatasi persoalan yang muncul (mengatasi entropi).

Sebab itu, ciri masyarakat berbudaya ditandai dengan adanya kemampuan yang tidak hanya sebatas menyediakan makanan, melainkan mampu mengolahnya kembali secara kreatif. Ciri lain ialah kemampuan eksperimen atas kekayaan alam yang diolah secara kreatif sampai kemudian menciptakan ekspresi dalam bentuk literasi, atraksi dan visual.

Semakin banyak eksperimen, terlebih dengan melibatkan nilai sains, biasanya masyarakat akan menemukan kreasi-kreasi baru yang menimbulkan dampak positif.

Dengan empat pilar dasar ini sebuah kebudayaan tumbuh dan kita dapat memperjelas kerja budaya yang hakiki. Tahap lanjut dari perjuangan kebudayan ialah peradaban yang dapat dilihat dengan nilai kekuatan pangan, kekuatan literasi dan kekuatan teknologi.

Halaman:
Faiz Manshur
Faiz Manshur
Ketua Odesa Indonesia
Editor: Dini Pramita

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...