Dia memberikan gambaran kasar, sejak 2014 permintaan setiap tahun berkisar 5,5 juta hingga 7 juta unit per tahunnya. Di masa pandemi ini, permintaan sepeda bakal melonjak hingga 8 juta unit hingga akhir 2020.

Namun, untuk memenuhi permintaan lonjakan sepeda, produsen dalam negeri hanya dapat memenuhi permintaan 30%. Sebagian besar permintaan masih dipasok dari impor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor sepeda pada semester I tahun ini meningkat hingga 24,8% secara tahunan menjadi US$ 39 juta, sedangkan impor bagian sepeda melonjak 35,7% menjadi US$ 110 juta.

 

Eko mengatakan, tingginya permintaan sepeda merupakan fenomena baru bagi produsen sepeda dalam 25 tahun terakhir. Meningkatnya permintaan secara mendadak menyebabkan kelangkaan pasokan di pasar sehingga harganya melambung tinggi. "Beberapa industri sudah meningkatkan produksi sampai 200% dari kapasitas normal supaya kebutuhan masyarakat akan sepeda bisa terpenuhi," kata Eko.

Menurut dia, tren peningkatan permintaan sepeda terjadi serentak hampir di seluruh negara ketika kebijakan karantina wilayah atau lockdown mulai dilonggarkan. Kondisi ini akhirnya menyebabkan produsen kewalahan memenuhi permintaan baik untuk unit sepeda secara utuh (full bike) maupun suku cadangnya.

Untuk segmen sepeda yang laris di pasaran internasional dan Indonesia, 60% di antaranya disumbang oleh jenis sepeda lipat dan city bike, lalu 30% sepeda gunung dan sisanya sepeda anak sepeda BMX atau bicycle motocross. "Kami sempat kehabisan stok cukup lama karena tidak punya barang lagi yang akan dijual, sampai barang yang lima tahun tak terjual akhirnya laku," kata dia.

Lipsus Sepeda
Lipsus Sepeda (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/wsj.)

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan situs meta-search iPrice, selama masa pandemi, jumlah pemesanan sepeda naik hingga 50%. Pengguna sepeda di kawasan Ibu Kota meningkat hingga 1.000% pada minggu pertama Juli 2020 dibandingkan 2019.

Sepeda lipat, sepeda gunung dan sepeda anak menjadi tiga model sepeda yang menjadi tren di Indonesia. Adapun pencarian terbanyak ditempati sepeda lipat (folding bike). Search interest di Google Trends untuk sepeda lipat meningkat hingga 900% sejak 1 Maret hingga 21 Juni 2020.

Selanjutnya ada sepeda gunung (mountain bike) dengan kenaikan search interest hingga 680% sejak 1 Maret hingga 21 Juni 2020. Berikutnya, sepeda anak (Kids bicycle) dengan pencarian yang juga meningkat sejak 1 Maret sebesar 142%. Jenis sepeda road bike atau sepeda balap berada di peringkat terakhir dengan peningkatan pencarian sebesar 300% selama periode yang sama.

Bisnis Sampingan Berdenyut Akibat Tren Sepeda

Bukan hanya produsen sepeda dan onderdilnya yang mendapatkan berkah dari tren di masa pandemi ini. Tren sepeda juga memberikan dampak bagi pebisnis lain seperti kuliner hingga hotel.

Penjual bakulan makanan yang berdagang di rute pesepeda yang merasakan nikmat larisnya dagangannya. Salah satu penjual nasi uduk di wilayah Jatisari Bekasi, Esih, mengatakan dagangannya lebih cepat habis terjual karena banyak warga yang membeli dagangannya setelah berolahraga, di antaraya pesepeda. “Kalau Sabtu Minggu lebih cepat habis, banyak yang beli habis olahraga, jalan kaki, jogging, dan pesepeda,” ujar Esih.

Tren sepeda juga dimanfaatkan pebisnis perhotelan dengan memberikan aneka promo untuk pesepeda.  Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, setidaknya ada dua hotel berbintang yang menawarkan promo bagi pesepeda, yakni Hotel JHL Solitaire Gading Serpong dengan tajuk “Biker’s Breakfast” seharga Rp 200 ribu per orang, dengan minimal peserta 20 orang. Namun masa berlaku promo ini hanya di sepanjang September.

Kemudian Hotel Swissbell Resort Dago Heritage di Bandung menawarkan paket sarapan all you can eat Rp 50 ribu per orang khusus pesepeda yang berlaku mulai 5 Oktober. Promo ini berlaku setiap akhir pekan mulai pukul tujuh pagi hingga pukul 10 siang, terbatas hanya untuk 40 orang.

Pemilik usaha kuliner pun ramai-ramai memberikan promo seperti Flip Burger yang menawarkan paket mini cheese burger + kopi susu gula aren seharga Rp 25 ribu dari harga sebelumnya Rp 32 ribu. Sementara di Yogyakarta Bakpia Pathok Mutiara Jogja Sempat memberikan diskon 10% di toko pusat dan toko dagen, khusus pesepeda yang berakhir Agustus lalu.

Di luar produk kuliner, jasa cuci sepatu Sinikubersihin di kota pelajar ini juga sempat memberikan diskon 30% untuk semua perawatan dan cuci sepatu bagi pesepeda. Namun promo ini telah berakhir pada akhir Juni lalu.

Kemudian bagi mereka yang di luar pulau Jawa, ada diskon 10% kopi susu dan gratis roti bakar untuk pesepeda di Kedai Kopi Ujang Jadoel, Bandar Lampung; diskon 20% minuman dan free welcome drink di Kopi Mooda Banda Aceh, serta sarapan lengkap dengan harga mulai Rp 15 ribu dan diskon 15% di Lumbung Padi Mutiara Syakina Batam setiap akhir pekan mulai pukul 6.30 sampai 12.00.

Penyumbang bahan: Agatha Lintang Kinasih (Magang)

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement