Sebagai informasi, Pulau Jawa mendominasi kepemilikan luas lahan baku sawah terluas. Jawa Timur menjadi provinsi dengan luas sawah terluas di Indonesia, sebesar 1,2 juta hektare. 

Total luas lahan baku sawah ditetapkan dalam Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No. 686/SK-PG.03.03/XII/2019 pada 17 Desember 2019 tentang Penetapan Luas Lahan Baku Sawah Nasional Tahun 2019. Informasi ini menjadi landasan penghitungan luas panen padi.

Tak heran, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat adalah tiga provinsi dengan luas area irigasi terbesar. Infrastruktur ini menjadi aset strategis industri pertanian Indonesia. Menurut Statistik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015, luas area irigasi di tiga provinsi ini mencakup 31% dari total wilayah irigasi secara nasional.

Menteri Basuki sebelumnya mengatakan, pemerintah sedang fokus meningkatkan produksi pertanian. Tujuan akhirnya adalah menjaga ketahanan pangan nasional.

Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut adalah membangun 61 bendungan pada periode 2020 sampai 2024. Apabila seluruhnya rampung, maka suplai air ke jaringan irigasi akan naik sekitar 19% atau sebanyak 1.169 hektare.

Kegiatan pertanian sangat bergantung pada air. Apabila hanya bergantung pada hujan, maka petani hanya dapat satu kali panen dalam setahun. Sedangkan dengan waduk, kebutuhan air menjadi tak lagi bergantung pada musim. “Produksi dapat terdongkrak hingga 200% atau lebih,” kata Basuki pada November 2020. 

Pupuk, Bibit, dan Modal Tak Kalah Penting

Mengutip laman resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki menyatakan pembangunan bendungan akan diikuti pembangunan jaringan irigasi yang akan menyediakan suplai air berkelanjutan.

Pasokan air menjadi penting pada sektor pertanian. Produksi padi pada 2019 sempat turun 7,75% dibandingkan 2018 salah satu pemicunya adalah cuaca ekstrem. Ketika itu musim hujan mengakibatkan banjir, sedangkan musim kemarau muncul berkepanjangan.

Produksi beras lalu mengalami fluktuasi. Titik tertingginya pada Maret 2019 dengan 5,25 juta ton beras. Bulan berikutnya cenderung menurun, seperti terlihat pada grafik Databoks di bawah ini. 

Beras menjadi komoditas dengan kebutuhan terbesar saat ini. Kementerian Pertanian mencatat, angkanya pada Januari sampai Mei 2021 mencapai 12,3 juta ton. Angkanya jauh lebih tinggi dibandingkan jagung, minyak goreng, telur, dan daging ayam.

Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, ada berbagai komponen yang dapat mempengaruhi efektivitas produksi pertanian. Tak hanya irigasi saja. “Tentu perlu dibarengi dengan ketersediaan bibit yang bagus dan cukup, pupuk, dan modal untuk berusaha tani yang mudah diakses dan tidak memberatkan,” katanya kepada Katadata.co.id.

Penggunaan air dalam sumber irigasi bendungan yang dibangun pemerintah perlu diperhatikan prioritasnya. Kalau memang tujuannya untuk meningkatkan produktivitas pertanian, berarti alokasi utama untuk sektor ini. Baru setelah itu, waduk dapat dimanfaatkan untuk penyediaan air baku dan pengendalian banjir. 

Ketersediaan air memang dapat membuat pola tanam pertanian menjadi lebih baik. Namun, banyak faktor yang saling mempengaruhi produktivitas pertanian. “Tanpa bibit yang baik, pupuk dalam jumlah memadai, serta akses modal, tentu upaya menggenjot produksi tidak akan maksimal,” ujar Khudori.

Pemerintah perlu menyeimbangkan komponen-komponen penting tersebut dan memberikan perhatian yang rata. “Idealnya, semua elemen harus terpenuhi pada saat bersamaan,” katanya.

Penyumbang bahan: Amartya Kejora (magang)

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement