"Adagium di PDIP itu yang di luar barisan bukan banteng, itu namanya celeng,” kata Bambang.

Lantas bagaimana dengan Sandiaga Uno? Sumber Katadata menyebut, pasangan Prabowo di Pemilu 2019 ini kemungkinan besar akan ikut maju di Pilpres mendatang. Namun, kecil kemungkinan keduanya akan kembali berpasangan. Sandi berpotensi ditinggalkan oleh Gerindra dan merapat ke partai lain. “Sandi pelan-pelan mulai melepaskan diri dari Gerindra,” ujar Sumber tersebut.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia mengatakan idealnya Prabowo berpasangan dengan Anies Baswedan. Namun, peluang realisasinya sangat berat karena memerlukan diplomasi politik tingkat tinggi. “Anies punya daya tawar tinggi sebagai capres, khususnya jika ia berhasil mendapat dukungan parpol,” katanya.

Skenario kejutan, meski masih harus dilihat perkembangan terkini, yang melibatkan Ganjar Pranowo bisa saja terjadi. Jika elektabilitas Puan tak kunjung membaik dan PDIP ngotot mengusungnya, ada kemungkinan Ganjar menyeberang ke partai lain. Apalagi saat ini Ganjar selalu masuk tiga besar dalam survei elektabilitas tokoh politik. “Pada akhirnya PDIP memang harus realistis,” ujar Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno.

MENYALAKAN KEMBALI API ABADI MRAPEN
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyalakan kembali api abadi Mrapen (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/rwa.)
 

Respons Parpol

Sementara itu, partai politik merespons pencalonan Prabowo dengan bermacam reaksi. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) misalnya, membuka kemungkinan koalisi dengan Gerindra. Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid bahkan sudah berani menyebut nama. “Pasangan Muhaimin-Prabowo atau Prabowo-Muhaimin dapat saja terjadi,” ujarnya, Selasa (12/10).

Kawan lama Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga tidak menutup kemungkinan kembali menghidupkan persekutuan keduanya. Kendati demikian, PKS sejatinya sudah menokohkan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al Jufri. Salim bahkan sudah mulai bermanuver dengan mendekati sejumlah tokoh non-partai seperti Ridwan Kamil dan Anies Baswedan.

“Apakah akan berkoalisi? Semua kemungkinan tetap ada, tapi Majelis Syuro yang akan memutuskan,” ujar Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Minggu (10/10).

Partai Amanat Nasional (PAN), salah satu sekutu Gerindra di 2014 dan 2019, juga telah menjagokan Ketua Umumnya Zulkifli Hasan. Namun, lagi-lagi tidak ada yang tidak mungkin dalam politik. Wakil Ketua PAN Viva Yoga menyebut partainya masih membuka komunikasi dengan parpol lainnya. “PAN tidak bisa sendirian mengusung paslon. Jadi harus berkoalisi untuk memenuhi syarat presidential threshold 20%," ujarnya, Senin (11/12).

Di sisi lain, gestur politik Golkar dan Demokrat terlihat berseberangan dengan Gerindra. Wakil Ketua Umum Golkar Nurul Arifin menyebut kader partai sudah satu suara mendukung Airlangga Hartarto. Adapun Demokrat, yang kini sedang sibuk meredakan kisruh internal, sepertinya kokoh mengusung AHY di Pemilu 2024. Apalagi elektabilitas AHY dan Demokrat di survei terakhir juga kian membaik.

“Intinya, semua hal masih mungkin di 2024,” ujar Pengamat Politik LIPI Aisah Putri

Halaman:
Reporter: Nuhansa Mikrefin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement