Setelah Data, Revolusi Ketiga Saat Ini Adalah Digital Payment

Image title
Oleh Tim Redaksi
14 Juli 2019, 14:42
CEO DANA Vincent Henry Iswaratioso
Ilustrator Katadata/Betaria Sarulina
CEO DANA Vincent Henry Iswaratioso

It's not easy.  Tidak mudah, kami saring dari berbagi macam, mulai screening dari sekolah-sekolah, mengajak mereka yang sudah berpengalaman, hingga kami ajak orang Indonesia yang sudah bekerja di luar negeri.

Kami bilang ini kesempatan yang sangat langka untuk membangun sesuatu yang bagus. Supaya ke depannya juga kami bersama-sama membangun ekosistem. Jadi setelah kita melatih SDM, meski mereka tetap di DANA atau di luar pun nanti ke depannya mereka juga bisa membantu ekosistem untuk membangun teknologi, terutama ekosisitem intitusi keuangan.

DANA memilih menjadi platform yang terbuka. Apa alasannya?

Sejak awal bekerja kami sudah memutuskan akan menjadi platform yang terbuka. Kami hanya bergerak dalam pembayaran, bukan kegiatan e-commerce, jualan tiket dan lainnya. Kami hanya untuk pembayaran, makanya harus terbuka. Kami sudah bekerja sama mulai dengan KFC, XXI, Ramayanan dan lainnya. Sekarang kami juga terbuka untuk UMKM, dan tiap orang bisa menggunakan aplikasi. Sudah kerja sama dengan ratusan merchant tanpa pengumuman ke publik.

Bagaimana membuat DANA agar mudah di akses?

DANA dapat digunakan dengan 3G, 2G enggak masalah. Download aplikasi lewat Android kapasitasnya kurang dari 15 MB. Kami concern dengan ukuran karena kami ingin memastikan semua orang dapat mengaksesnya. Kecuali menggunakan Iphone, yang memang 50 MB.

Transformasi Ekonomi Digital

Bagaimana gambaran transformasi digital di Indonesia yang sudah berjalan ?

Saya melihat di Indonesia transformasi digital sudah terjadi. Hampir semua  orang menggunakan telepon seluler, bisa Whatsapp, Instagram, Facebook.

Transformasi digital itu sebenarnya sudah berjalan, yang belum itu transformasi ekonomi digital. Digital economy transformation itu baru mau berjalan dan DANA salah satu yang berinisiatif untuk menjalankan visi itu. Ketika kita sudah berpindah ke transformasi digital ekonomi, segalanya akan lebih baik, murah dan cepat.

Transaksi bisa real time, cepat, harga lebih murah karena tak ada pihak perantara. Semuanya bisa digunakan. Beberapa orang mengatakan bahwa itu tidak aman. Padahal lebih aman, hanya perlu memastikan yang membangun infrastruktur  in properway. Karena kalau emang enggak proper, ya tidak aman.

Gambaran ekonomi digital yang akan berkembang ke depan seperti apa?

Indonesia itu kan luas, barang itu ada dari mana pun dan di mana aja. Sebagai konsumen, saya ingin suatu hari dapat transaksi dengan siapa pun kapan pun di mana pun dengan cepat dan instan.
Sebagai penjual saya bisa mendapatkan uangnya saat itu juga ketika terjadi transaksi. Nah coba bayangkan bila semuanya benar instan, pergerakan ekonomi akan menjadi lebih cepat. Tak perlu lagi ada perantara, tangan ketiga atau kelima.

Menurut Anda berapa lama transformasi ekonomi digital di Indonesia, dapat terjadi dari sekarang?

Saya melihatnya tidak akan membutuhkan waktu lama. Dari beragam survei, dari berbagai macam masyarakat, sebenarnya mereka sudah ingin sekali untuk mengadopsi digital payment karena mereka juga menyadari kebutuhannya.

Cuma memang satu yang penting harus kita tunggu itu pembangunan infrastruktur yang intensif. Baik infrastruktur dari telekomunikasi, dan data akses ya untuk semua.

Bila masyarakat dapat mengakses infrastruktur data hingga 100%, saya merasa tidak lama setelah itu bisa menjadi 100% untuk digital payment.

Tidak perlu menunggu misalnya sampai 10 tahun?

Saya rasa tidak perlu, saya melihatnya begitu. Sekarang ini saya anggap terjadi revolusi. Revolusi pertama itu yakni komunikasi untuk suara. Masyarakat saat ini kan sudah 100% komunikasi suara satu dengan yang lainnya.

Revolusi kedua, data, saya lihat baru 67%, kalau tidak salah, itu yang tercatat seperti di GSM. Revolusi ketiga, digital payment. Apabila revolusi data sudah menjadi 100% saya rasa tidak lama itu digital payment menjadi 100% juga bisa.

Strategi Bisnis DANA

Apa value proposition DANA yang membedakan dengan fintech pembayaran yang lain?

Value proposition itu ada beberapa hal yang penting. Pertama security and safety, kami harus menjamin bahwa transaksi yang dilakukan konsumen itu aman dan benar-benar secure.

Kedua, kemudahan transaksi baik dari sisi konsumen mau pun dari sisi merchant. Misalnya mudah  direkonsilasi, mudah untuk melakukan settlement process. Ketiga, adopsinya lebih mudah, dari teknologi yang paling penting itu bagaimana customer dapat mengadopsi secara cepat dan mudah. Jadi tidak perlu proses yang lama, tidak perlu melalui proses yang ribet dan susah .

Investor DANA yakni EMTEK dan Ant Financial (Alipay). Saat ini sudah ada kerja sama antara Alipay dan DANA?”

Ant financial memang merupakan salah satu investor dari DANA. Untuk hubungan kerja sama aplikasi antara DANA dan Alipay memang belum. Kemungkinan ke depan bisa saja kami bekerja sama, seperti saya sampaikan bahwa kami merupakan open platform. Kami akan bekerja sama dengan segala pihak domestik mau pun internasional.

Untuk transfer teknologi, seberapa besar peranan Alipay?

Ant Financial sebagai salah satu investor kami, membuat DANA  bisa mendapatkan beberapa insight benchmarking. Terutama dari teknologi dan produk-produk yang mereka miliki. Tidak cuma di Tiongkok tapi juga dengan portofolio mereka yang ada di seluruh dunia.

(Baca: Adu Kuat Perusahaan Dompet Digital Sediakan Layanan Kode QR)

Jadi banyak keuntungan yang diperoleh dari Ant Financial?

Kami melihat bahwa keuntungannya itu sangat bagus, karena seperti yang kami butuhkan sekarang ini yakni melihat benchmarking di ngeara-negara yang sudah mengadopsi pembayaran elektronik yang  secara massal.

Dibandingkan dengan dompet digital lain, menurut Anda apa kelebihan DANA?

Kalau sekarang sih kita melihat ya, satu tadi yang kita sebutkan ya bahwa satu kita adalah open platform, jadi kami menerapkan sistem di mana semua pihak bisa mengadopsi DANA secara langsung.

Kedua, konsep dompet, sebenarnya dari DANA sendiri kan bertujuan untuk menggantikan dompet fisik, semua kartu-kartu baik gift card, loyalty card, membership card itu semua bisa digitalisasi dan masuk dalam  aplikasi DANA.

Nah itu semua salah satu yang kami anggap adalah strong value, jadi konsumen tidak perlu lagi menambah salah satu payment option yang baru di samping yang sudah ada. Jadi kami menggantikan semua yang ada di dompet untuk masuk ke dalam aplikasi DANA.

Sebagai CEO DANA, apa target pencapaian DANA?

Well, saat kita sudah bisa mentransformasikan masyarakat Indonesia ke ekonomi digital, saya menganggap target saya sudah tercapai. Jadi salah satu impian saya terjadinya trasnformasi ekonomi digital.

Ini hal yang penting sekali, karena masyarakat Indonesia ini sebenarnya memiliki berbagai macam produk, memiliki berbagai macam kekayaan natural, tidak cuma dalam arti resources tapi juga talent, dan macam-macamnya. Bila semua sumber daya itu dapat saling bertransaksi dari ujung ke ujung itu menjadikan salah satu hal yang saya anggap achievement.

Anda sendiri pasang target buat DANA menjadi pemain dompet digital nomor satu di Indonesia?

Apa yang menjadi mimpi kami adalah membantu Indonesia bertransformasi ke digital payment. Nomor satu, dua, atau tiga itu hanyalah hasil. Buat kami, yang terpenting sistem kami menjadi yang paling  dipercaya, paling efisien dan paling mudah diadopsi. Saya rasa dengan menjadi posisi itu posisi nomor satu, dua, atau tiga menjadi tidak relevan.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...