Dirut BEI Iman Rachman: Optimistis Laju IHSG 2023, Ditopang 2 Faktor

Syahrizal Sidik
25 Februari 2023, 10:15
Direktur Utama BEI Iman Rachman
Katadata
Direktur Utama BEI Iman Rachman

Bursa saham domestik sepanjang 2022 masih membukukan kinerja positif di kisaran 4%. Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertahan. Pergerakannya hingga kini menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian perekonomian global. 

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman optimistis, pada 2023 bursa saham akan tetap bertumbuh. Bahan bakar pertumbuhannya berasal dari calon perusahaan tercatat yang ditargetkan mencapai 57 emiten baru.

Selain itu, ia yakin jumlah investor pasar modal bertambah. “Di 2023, kami optimistis walaupun tetap dengan kondisi waspada,” ucapnya dalam wawancara khusus dengan Katadata.co.id, Kamis (16/2) di Gedung BEI, Jakarta.

Iman menyebut ada berbagai tantangan yang akan dihadapi lantai bursa saham pada tahun ini. Apa saja? Simak wawancara lengkapnya berikut ini:  

Direktur Utama BEI Iman Rachman
Direktur Utama BEI Iman Rachman (Dokumentasi BEI)

Di tengah tekanan suku bunga tinggi dan tekanan resesi global, bagaimana Anda melihat kinerja BEI?

Kalau bicara risiko tentu saja masih ada harapan. Karena kami melihat di 2021 dan 2022, pasar kita ditutup dengan kondisi yang bagus. Ini didukung oleh jumlah investor kita. 

Jadi, investor domestik sepanjang 2020 hingga 2022 mendominasi secara komposisi investor, baik ritel maupun institusi saat ini, sekitar 67%. Sebagian besar adalah investor ritel yang sekarang mencapai 10,5 juta investor. 

Yang kedua, dari sisi emiten. Tahun lalu emiten yang tercatat berjumlah 59. Padahal target kita adalah 56 perusahaan. 

Kalau kita bicara year-to-date, sampai dengan hari ini sudah 18 perusahaan baru. Ini tertinggi sepanjang sejarah. 

Tentu saja, sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo saat pembukaan perdagangan bursa di awal Januari, kita harus tetap optimistis. Walaupun begitu, harus tetap waspada. 

Dengan gambaran tadi, tahun ini kemungkinan bisa lebih bagus daripada 2022?

Kami tidak bisa memprediksi indeks. Tetapi kami melihat beberapa indikator. Saya sampaikan tadi bahwa indeks itu sebenarnya kombinasi antara pasokan (supply) dan permintaan (demand). 

Dari sisi supply, artinya dari sisi emiten. Semakin banyak perusahaan yang listing ada potensi harga sahamnya naik, sehingga indeksnya bisa naik. 

Dari sisi demand, makin banyak investor domestik, indeks kita makin naik,  positif. Walaupun saat ini sideways artinya flat. Kadang-kadang naik, kadang-kadang turun. 

Kira-kira sektor apa yang memompa laju indeks pada tahun ini?

Kami melihat yang berkontribusi besar tumbuh di awal adalah teknologi. Kenaikan sektor ini hampir 12% pada 2023. Lalu diikuti dengan transportasi dan logistik yang tumbuh 8%. Tentu saja sektor konsumen, yang non-primer hampir 6%. 

Sektor perbankan pertumbuhannya 1,20%. Tetapi nilai kapitalisasi pasarnya sangat besar, menopang indeks gabungan. 

Apa strategi BEI menarik emiten ke lantai bursa?

Saya bicara regional dulu. Sejak lima tahun terakhir, kami tumbuh, dalam hal emiten, hampir 40%. Rata-rata jumlahnya di atas 50. Sekarang bagaimana cara kami untuk mencapai target 57 pada tahun ini?

Pertama, tentu saja sosialisasi. Kami harus melakukan sosialisasi kepada calon-calon emiten. Ini kami lakukan terus dengan teknologi sekarang. Baik pertemuan fisik, maupun hybrid.

Kedua, papannya kami siapkan. Sejak 5 Desember 2022, kami menambah satu papan, yaitu new economy

Kami mengharapkan lebih banyak lagi perusahaan new economy atau perusahaan teknologi bisa IPO. Jadi, kami menargetkan makin banyak lagi perusahaan-perusahaan yang di kelas papan utama tapi new economy

Bagaimana dengan perusahaan yang size-nya kecil?

Tentu saja kami juga mengharapkan akan makin banyak perusahaan-perusahaan yang size-nya kecil di papan akselerasi. Saat ini ada 27 perusahaan yang sudah tercatat di papan akselerasi. 

Lalu, Pak Presiden bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap perusahaan yang selama ini mengeksplorasi sumber alam kita juga tercatat di bursa efek. Dengan begitu semakin banyak investor yang tersebar, terutama orang Indonesia. 

Kami juga menargetkan beberapa badan usaha milik negara (BUMN) dan anak usahanya untuk melakukan IPO di bursa.

Kira-kira potensi BUMN lain untuk masuk ke bursa di tahun ini akan seperti apa?

Per hari ini, sekitar 34 BUMN dan anak BUMN yang sudah tercatat di bursa. Terus terang sebagian dari perusahaan ini merupakan kontributor pergerakan IHSG kita. 

Kami berharap makin banyak BUMN yang IPO. Memang saat ini yang ada di pipeline dan prosesnya hampir selesai adalah Pertamina Geothermal Energy, diharapkan bisa launching paling lambat di akhir bulan Februari.  

Sampai akhir tahun sudah ada perkiraan ada beberapa BUMN yang IPO?

Ada 32 perusahaan yang di pipeline. Kalau bicara ukuran aset, ada tiga perusahaan yang dibawah Rp 50 miliar, jadi kelas skala kecil. 

Tapi kalau skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar itu ada sekitar 12. Dan sisanya adalah aset skala besar. Jadi mungkin kalau spesifik BUMN-nya, kalau sektornya ini yang terbesar memang sekarang ini konsumen. Ada delapan perusahaan transportasi dan lima perusahaan logistik.

IHSG DITUTUP MELEMAH
Ilustrasi IHSG Bursa Efek Indonesia. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU)

Beberapa waktu lalu sempat ada arahan bursa karbon juga ada di Bursa Efek Indonesia. Bagaimana update-nya?

BEI terus mempersiapkan diri apabila ditunjuk OJK menjadi penyelenggara bursa karbon. Kami, sebagai organisasi regulator mandiri (SRO), sedang melakukan kajian, dibantu oleh konsultan. Nantinya perdagangan bursa karbon adalah secondary market.

Kami menyiapkan bagaimana mekanisme dan infrastrukturnya. Jadi, secara kesiapan, bursa kami cukup siap jika ditunjuk. Tapi tentu saja kami menunggu POJK-nya seperti apa.

Sejauh ini yang memakan waktu apakah aturan atau infrastrukturnya?

POJK akan menentukan siapa nasabahnya dan bagaimana mekanismenya. Tentu saja sebagai bursa karbon kami harus menyiapkan juga surat edaran (SE) atau aturannya. Sambil paralel, kami menyiapkan infrastrukturnya. 

Apakah akan mengadopsi seperti yang sudah ada seperti saham sekarang? Apakah akan dilakukan di level bursa efek atau dilakukan di level anak perusahaan? Jadi ini perlu persiapan. 

Belajar dari sebelumnya, ketika BEI mau mengakomodasi perusahaan startup, ada aturan-aturan yang harus dipenuhi dan ini cukup makan waktu juga. 

Aturan dan infrastrukturnya sedang kami siapkan. Kami banyak menerima bantuan sehingga dapat mempercepat proses. 

Jadi kalau aturan OJK terbit, Anda optimistis tahun ini bursa karbon dapat berjalan? 

Insya Allah. 

Sempat ada rencana bursa mempertimbangkan perusahaan asing yang non-perseroan terbatas (PT) bisa IPO di bursa. Bagaimana kelanjutannya?

Banyak perusahaan  yang kegiatan usahanya di Indonesia tetapi bentuknya tidak PT ataupun domisilinya di luar negeri. Ada kebutuhan mereka ingin mencatatkan saham di BEI. 

Tentu saja Bursa maupun OJK melihat opportunity-nya. Namun, banyak yang perlu kami adjust. Misalnya, audit. Jadi, kami sedang mengkajinya.

Untuk memperbesar market size, apa saja produk yang akan dikembangkan? 

Di tahun ini kami melihat pasar derivatif perlu ditingkatkan. Saat ini pasar tersebut belum terlalu aktif di Bursa. Karena itu, pada  kuartal tiga 2023, kami akan menerbitkan single stock futures

Kami mengharapkan itu bisa diluncurkan dan menjadi pilihan alternatif bagi investor. Investor yang ada sekarang ini 10,5 juta. Tapi yang harian saham itu 4,4 juta. Yang harian itu bahkan hanya 140 ribu investor per hari. Sangat kecil. 

Kenapa kecil? Karena mungkin investasi pilihannya tidak banyak. Kami mengharapkan ada opsi. Walaupun satu investor, berinvestasi di tiga macam produk. 

Kedua, indeks juga melakukan penambahan, terutama yang bertemakan syariah dan ESG (lingkungan, sosial, dan tatak kelola). Jadi meningkatkan juga potensi investor yang ingin membeli saham-saham syariah tapi bertemakan ESG. 

Belum lama ini ramai kasus saham Adani Group. Seperti apa upaya BEI mengantisipasi hal serupa, apalagi saat ini mulai tahun politik?

Jadi BEI salah satu tugasnya menciptakan perdagangan yang teratur, wajar dan efisien. Kami selalu melakukan dua hal. Pertama, preventif sebelum terjadi. Misalnya, Bursa beberapa kali menerbitkan pengumuman unusual market activity (UMA). Sebagai bentuk peringatan kepada investor. 

Kedua, penyematan notasi khusus kepada saham-saham tertentu. Dengan begitu, ada perlindungan bagi investor untuk berinvestasi.

Ketiga, melakukan pengawasan atau monitoring. Ada kegiatan preventif yang dinamakan immediate action. Ketika di parameter pengawasan ada transaksi-transaksi tidak biasa atau tidak wajar, maka kami akan menanyakan kepada investor mengapa mereka membeli saham tersebut. 

Jika ada peningkatan harga saham sampai signifikan, pasti kami langsung tanyakan, tidak menunggu berhari-hari. Kami tanyakan juga apa motif atau tujuan investor tersebut membeli saham tersebut. Kalau memang motifnya menciptakan harga pasar semu, kami ingin mereka akan berhenti. 

Menurut saya, lebih baik bursa  preventif sejak awal, daripada suatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Apa yang terjadi dengan Adani Group karena dari awal pengawasan sudah longgar, lalu terjadi market crash

Untuk mengatasi penggelembungan saham, apa rencana bursa?

Saat ini kami bersama OJK sedang mengembangkan liquidity provider. Aturannya sudah digodok. Kami melakukannya terhadap perusahaan-perusahaannya yang tidak liquid. Kami harap akan semakin sedikit perdagangannya. 

Tentu saja kami bicara dengan pelaku dan memang kebutuhan liquidity provider ini masuk kepada pelaku. Artinya, saham-saham yang kami harapkan tidak liquid, kami mengharapkan perlu infrastructure-nya ya. Tentu saja dengan melakukan monitoring. Target kita ada di  kuartal IV-2023.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...