BRIN Kembangkan Riset Biometrik untuk Ungkap Tindak Kejahatan

BRIN Kembangkan Riset Biometrik untuk Ungkap Tindak Kejahatan
Ferrika Lukmana Sari
23 Desember 2023, 14:54
kejahatan
123RF.com/Artem Oleshko
Ilustrasi teknologi pengenalan biometrik atau pengenalan wajah (facial recognition).

Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber (PRKAKS) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Anto Satriyo Nugroho mengatakan, saat ini penyelidikan dan penyidikan tindak pidana harus berbasis ilmiah.

Scientific Crime Investigation ini sudah menjadi mandat untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum.” kata Anto dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (23/12).

Anto menyampaikan, investigasi tindak kejahatan ini membutuhkan kecermatan dan keakuratan dalam menyusun sebuah bukti. Peran dari identifikasi inilah yang memperkuat penelusuran terkait investigasi. Salah satunya dengan bantuan teknologi biometrik yang kini tengah dikembangkan BRIN. 

“Pada pasal 14 ayat 1 huruf H ini terdapat kata Identifikasi proses yang mana berkaitan erat dengan kecerdasan artifisial yaitu teknologi biometrik,” ujar Anto.

Teknologi biometrik itu sendiri bukanlah suatu hal baru dalam investigasi tindak kejahatan. Pasalnya, beberapa metode telah ditemukan seperti pengenalan suara, sidik jari, wajah dan biometrik lainnya.

Metode Pembuluh Darah di Jari

Namun Pranata Komputer Ahli Muda BRIN Pesigrihastamadya Normakristagaluh menawarkan metode identifikasi dengan menggunakan pola dari pembuluh darah di jari.

“Pembuluh darah ini tidak dapat ditiru karena berada di dalam tubuh. Disamping itu, juga tidak meninggalkan jejak layaknya fingerprint, alat yang digunakan pun kecil dan dapat digunakan secara langsung,” kata dia.

Pesi lebih lanjut menjelaskan penelitian terkait pola pembuluh darah ini tergolong masih muda namun pengembangannya terus berlanjut dari segi komersial maupun akademis. Meskipun demikian riset terkait pola pembuluh darah ini menemukan kendala dalam hal gambar yang kurang jelas. Hal ini mengakibatkan identifikasi jadi lebih sulit dilakukan.

"Melalui riset ini harapannya dapat membantu untuk memproses gambar dari pola pembuluh darah yang ada. Salah satu metodenya yaitu menggunakan Finger Phantom,” ujar Pesi.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...