Peran Biogas Mempercepat Transisi Energi
Indonesia memiliki beragam potensi sumber energi baru terbarukan (EBT). Salah satunya biogas, yang dapat digunakan sebagai alternatif energi ramah lingkungan untuk mempercepat transisi energi.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), komoditas limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME) dapat dimanfaatkan menjadi biogas. Sumber energi hijau tersebut kemudian diolah menggunakan teknologi untuk menjadi listrik.
Pengolahan limbah kelapa sawit ini menjadi hal krusial karena jika dibiarkan, limbah tersebut dapat menjadi gas metana yang berisiko merusak lapisan ozon. Dengan demikian, pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) berperan peran dalam menyediakan energi ramah lingkungan, sekaligus membantu mencegah kerusakan ozon.
Salah satu pengembangan PLTBg dilakukan oleh Pertamina. melalui PLTBG Sei Mangkei. BUMN migas ini mengolah limbah cair kelapa sawit untuk menyuplai listrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara. Pertamina bekerja sama dengan PTPN III dalam mengoperasikan pembangkit ini.
PLTBg Sei Mangkei memiliki kapasitas 2,4 MW. Pembangkit itu dapat menyerap POME hingga 790 M3 per hari dengan perkiraan kapasitas reduksi emisi CO2 mencapai 70 ribu ton dalam setahun.
Kehadiran pembangkit bioenergi—seperti PLTBg Sei Mangkei—menjadi penting demi mengoptimalisasi potensi energi hijau di dalam negeri. Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi bioenergi di Indonesia mencapai 57 GW. Sedangkan, pemanfaatannya baru sekitar 3.086 MW.