Rawannya Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
Jutaan data pribadi pelanggan di Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Indihome milik Telkom diduga mengalami kebocoran. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan data pribadi di tanah air masih rawan.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate mengatakan, dugaan kebocoran data di dua perusahaan pelat merah itu kini masih dalam tahap investigasi. Sejauh ini, kedua perusahaan mengklaim bahwa data pengguna aman.
“Benar atau tidak (ada kebocoran data)? Kalau betul-betul aman, ya syukur,” ujar Johnny dikutip dari Katadata.co.id, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Dia mengatakan, kementerian siap memberikan rekomendasi kepada perusahaan jika benar ada kebocoran data. Rekomendasi tersebut biasanya terkait memperbarui teknologi enkripsi data, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mengelola data, dan memperbaiki pengelolaan data, termasuk cara audit.
Lemahnya perlindungan data pribadi di tanah air sejalan dengan tingginya serangan phising di Indonesia. Menurut laporan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, ada 5.579 serangan phising yang terjadi di Indonesia sepanjang kuartal II-2022.
Tercatat, mayoritas atau 41% serangan phising mengincar lembaga keuangan. Diikuti e-commerce (32%), media sosial (21%), dan gim online dan kripto (6%).
Tak hanya itu, laporan perusahaan VPN, Surfshark, juga mencatat bahwa pembobolan e-mail di Indonesia pun marak terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang 2022, ada total 1,2 juta kasus pembobolan e-mail yang terjadi di tanah air.
Maka dari itu, masyarakat perlu tetap waspada terhadap berbagai serangan siber, khususnya yang mengincar data pribadi. Caranya, yakni dengan menggunakan verifikasi dua langkah, menggunakan kata sandi yang kuat, memperbarui perangkat/ software.