Langkah Taktis Pertamina Manfaatkan Bioenergi
PT Pertamina (Persero) menjadi pionir dalam pengembangan bioenergi yang merupakan salah satu sumber energi ramah lingkungan. BUMN energi ini berkomitmen mempercepat transisi energi di Indonesia melalui sejumlah program strategis.
Pertamina berikhtiar mengembangkan bioenergi melalui empat strategi, yakni Biodiesel, Bioethanol, Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan Biometana. Pertamina pun telah memulai inisatif bisnis baru rendah karbon tersebut, serta menyiapkan rencana pengembangan lewat peta jalan.
Sebut misal, Pertamina menyatakan tengah mengembangkan minyak nabati terhidrogenasi (Hyrdrotreated Vegetable Oil/HCO) berbasiskan minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO). Di lain sisi, perusahaan telah meluncurkan produk bahan bakar diesel berjenis HVO dengan jenama Pertamina Renewable Diesel.
Di saat bersamaan, Pertamina mengembangkan pula Biethanol melalui program Blue Sky. Pada implementasi fase satu, perusahaan telah menghasilkan produk Pertamax Green RON 95 dengan kandungan etanol sebesar 5 persen. Rencananya, perseroan bakal meningkatkan campuran etanol sebanyak 10 persen pada masa mendatang.
Lain Bioetanol, lain pula SAF. Pada Oktober 2023, Pertamina bekerja sama dengan Garuda Indonesia secara perdana mencoba penggunaan SAF pada penerbangan komersial. Sebelum itu, perusahaan telah menguji coba SAF pada pesawat militer CN235 milik PT Dirgantara Indonesia.
Berdasarkan keterangan Pertamina, bahan baku SAF saat ini berasal dari minyak inti kelapa sawit (refined bleached deodorized palm kernel oil/ RBDPKO). Dan, sesuai rencana perusahaan, pengembangan SAF di masa mendatang akan berbasis UCO dan CPO.
Terakhir, Pertamina menjajaki Bioemetana dengan menuntaskan studi kelayakannya pada 2023. BUMN energi ini tengah menjajaki kerja sama untuk mengembangkan sumber energi baru tersebut. Dan, salah satu inisiatifnya adalah pengembangan Bioemethane Plant Development di Sumatra.
