INFOGRAFIK: Bahaya Tambang Nikel di Raja Ampat

Puja Pratama
6 Juni 2025, 10:52

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melakukan pengawasan khusus kepada empat perusahaan tambang nikel di wilayah Raja Ampat. Keempatnya adalah PT Gag Nikel, PT Mulia Raymond Perkasa, PT Kawei Sejahtera Mining, dan PT Anugerah Surya Pratama. 

“Penambangan di pulau kecil adalah bentuk pengingkaran terhadap prinsip keadilan antargenerasi. KLH tidak akan ragu mencabut izin jika terbukti merusak ekosistem yang tak tergantikan,” kata Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol, dikutip dari Antara, 5 Juni.

PT Gag Nikel merupakan anak usaha PT Aneka Tambang Tbk. Berdasarkan data MODI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Gag Nikel memiliki masa berlaku Izin Usaha Pertambangan (IUP) 30 Oktober 2017 -  30 Oktober 2047 dengan luasan 13.136 hektare.

PT Kawei Sejahtera Mining dan PT Mulia Raymond Perkasa memiliki IUP hingga 26 Februari 2033 dan memiliki luas perizinan masing-masing 5.922 dan 2.193 hektare. Sementara PT Anugerah Surya Pratama yang beroperasi di Pulau Manuran memiliki izin pertambangan nikel sejak 7 Januari 2024 hingga 7 Januari 2034 dengan izin seluas 1.173 hektare.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, juga sudah buka suara perihal berbagai tambang nikel tersebut. “Untuk sementara, kami hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan. Kami akan cek,” kata Bahlil, 5 Juni 2025.

Keindahan alam dan biodiversitas Raja Ampat sudah mendunia dan diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Cox, K., & Bright, J. (2017) menemukan bahwa Raja Ampat merupakan rumah bagi 537 spesies terumbu karang dan merupakan bentang alam yang menyimpan 75% terumbu karang dunia. 

Riset tersebut juga menemukan bahwa Raja ampat juga merupakan rumah bagi 1.500 spesies ikan, termasuk ikan pari dan hiu martil, serta 700 spesies moluska. 

Penelitian Benjamin Kahn, seorang ahli biologi kelautan asal Israel dari APEX Environment menemukan bahwa Raja Ampat juga habitat dari 16 spesies mamalia laut. Ditambah lagi, data eBird, sebuah situs terbuka bagi peneliti untuk pemantauan spesies burung, menemukan bahwa Raja Ampat merupakan rumah bagi 110 spesies burung.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antoineta Amosella

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami