Mengenal 11 Alat Komunikasi Tradisional Berdasarkan Sejarah
Komunikasi tradisional secara umum menekankan pada proses penyampaian pesan dari berbagai media dan sifatnya sederhana. Media komunikasi ini membantu kelangsungan hidup manusia. Bentuk-bentuk komunikasi tradisional berupa lambang isyarat, simbol, bunyi-bunyian, dan gerakan.
Meski terlihat sederhana tetapi alat ini bisa memperlancar kegiatan dan aktivitas sehari-hari.
Alat komunikasi tradisional digunakan manusia ratusan tahun lalu. Seiring berjalannya waktu, alat komunikasi semakin berkembang dan lebih modern. Contoh alat komunikasi tradisional yaitu surat, lukisan, prasasti, kentongan, dan masih banyak lagi.
Pengertian Alat Komunikasi Tradisional
Alat komunikasi tradisional adalah proses penyampaian pesan dari pihak satu ke pihak lain memakai media tradisional, sebelum berkembangnya teknologi. Di Indonesia komunikasi tradisional ini menjadi bagian dari tradisi, upacara keagamaan, peraturan, dan sistem yang berlaku di masyarakat.
Perbedaan alat komunikasi tradisional dan modern terletak pada jumlah audiens yang menerima pesan dari alat komunikasi. Pada komunikasi modern, audiens bisa berpartisipasi dalam konten media. Sedangkan media massa tradisional memiliki keterbatasan dalam pengiriman pesan dan jumlah audiens. Contoh media massa modern seperti internet, blog, e-mail, dan sosial media.
Peran komunikasi tradisional yaitu:
- Mempercepat persahabatan dan kerja sama
- Mendorong manusia untuk bekerja dan menjaga keharmonisan
- Memberi rasa keterikatan dan dipakai untuk mengambail keputusan bersama
Alat Komunikasi Tradisional dan Fungsinya
Berdasarkan buku Dunia Komunikasi dan Gadget karya Syerif Nurhakim, bentuk media alat komunikasi tradisional terbagi ke dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Kentungan
Kentungan menjadi media komunikasi paling kuno di Indonesia. Kentungan sudah dipakai sejak zaman kerajaan Demak, Mataram, Surakarta, dan Yogyakarta.
Dahulu, kentungan menjadi media bunyi-bunyian untuk komunikasi antar masyarakat. Alat ini bisa mengumpulkan massa, mengumumkan tanda bahaya, dan tanda waktu.
Kentungan terbuat dari kayu jati atau batang bambu. Terdapat pahatan pada bagian dalam bambu, sehingga kosong dan memberikan ruang untuk mengeluarkan bunyi saat dipukut. Alat pemukulnya pun umumnya terbuat dari kayu, sehingga mampu menghasilkan suara besar.
Ukuran kentungan bervariasi, sekitar 40 cm dan tinggi 1,5–2 m. Hingga kini kentungan masih digunakan di daerah pedesaan sebagai sarana komunikasi.
Bunyi irama kentungan atau kentongan ini bisa berbeda-beda, tergantung peristiwa yang ingin disampaikan. Kentongan berfungsi menginfokan masyarakat akan suatu peristiwa. Pada masa kerajaan, alat ini dipakai untuk menyampaikan perintah raja pada rakyatnya.
2. Cerita rakyat
Cerita rakyat menjadi alat komunikasi tradisional yang menceritakan kisah terdahulu. Kisah rakyat ini memiliki beberapa manfaat, seperti alat pendidikan, pengendalian sosial, penguat adat, dan norma yang berlaku di masyarakat.
Masing-masing daerah di Indonesia mempunyai cerita rakyat menarik. Contoh cerita rakyat yang banyak dikenal, seperti Bawang Merah Bawang Putih dari Riau, Timun Mas dari Jawa Tengah, dan Lutung Kasarung dari Jawa Barat.
3. Seni drama tari (Sendratari)
Media tradisional di Indonesia lainnya adalah pertunjukan seni drama tari. Pertunjukan ini bisa berbeda di setiap daerah. Seni drama tari berfungsi menjadi sarana hiburan, pendidikan, dan pelestarian budaya.
Media tradisional disebut juga folklore. Ada beberapa bentuk folklore seperti cerita prosa rakyat (mite, legenda dongeng), ungkapan rakyat (peribahasa, pantun, pepatah), puisi, nyanyian, teater, alat pengingat, dan alat bunyi-bunyian.
4. Wayang
Wayang menjadi alat komunikasi tradisional masyarakat dahulu. Wayang menceritakan kisah-kisah menarik dan menyampaikan pesan pada masyarakat. Cerita pada kisah perwayangan memberi informasi baik dan juga buruk yang bisa diambil intisarinya.
5. Asap
Dahulu manusia menggunakan asap untuk berkomunikasi jarak jauh. Setiap kepulan asap memiliki makna tertentu untuk komunikasi kelompok masyarakat.
Suku Indian di Amerika memakai asap sebagai alat komunikasi untuk mengirimkan pesan jarak jauh. Sedangkan bangsa Yunani memakai asap di zaman Darius I. Cina kuno memakai asap yang ditempatkan di Tembok Cina. Asap juga dipakai untuk menara penjagaan.
Sayangnya, alat komunikasi tradisional satu ini memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat bertahan lama. Penerima pesan harus mengingat pesan dan kode yang dikirim, sebelum akhirnya asap menghilang. Selain itu penerima pesan berisiko salah memahami pesan.
6. Lukisan purba
Lukisan di tembok gua menjadi alat komunikasi manusia zaman dahulu. Di Indonesia ada beragam lukisan purba di dalam gua, contohnya lukisan purba Gua Leang-Leang yang sekarang menjadi Taman Prasejarah.
Gua tersebut berada di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Lukisan di gua tersebut memiliki bentuk beragam, salah satunya beberapa gambar telapak tangan yang diperkirakan arkeolog sudah berusia 5.000 tahun.
Ada juga lukisan tangan, babi, rusa, dan mata tombak berwarna merah di kawasan Gua Leang-Leang. Telapak jari merupakan telapak tangan anggota suku yang mengikuti ritual potong jari. Konon, ritual tersebut sebagai tanda berduka atas kematian orang terdekat.
7. Prasasti
Ada dua zaman manusia mengenal tulisan yang dibedakan menjadi zaman prasejarah, alias zaman saat manusia belum mengenal tulisan, dan mulai mengenal tulisan.
Sebelum ditemukan kertas, Indonesia memakai prasasti batu sebagai media menulis. Zaman sejarah dimulai abad ke-5 Masehi setelah masuknya agama Hindu-Budha.
Bangsa Indonesia mulai mengenal aksara yang memiliki karakter tulisan hampir sama. Salah satu peninggalan prasasti terkenal adalah Prasasti Yupa. Pada prasasti tersebut, tertulis peristiwa upacara Waprakeswara yang diadakan oleh Mulawarman, Raja Kutai.
8. Daun Lontar
Perkembangan komunikasi manusia selain gambar, juga berbentuk tulisan. Budaya menulis ini awalnya berasal dari kalangan penguasa, pemimpin agama, dan ilmuan, sehingga ada keterbatasan untuk memahami penulisan.
Ada beberapa media untuk menulis yang bisa digunakan. Di Indonesia, dahulu orang menulis di atas daun lontar yang telah dikeringkan. Daerah di Jawa, Madura, dan Bali menggunakan daun lontar untuk menulis. Menulis pada daun lontar lebih tahan lama dan bisa diabadikan.
9. Surat Kabar
Surat kabar menjadi media tradisional yang berkembang dari masa ke masa. Surat kabar mulai berkembang di Indonesia sejak era kolonialisme. Tahun 1744, terbit surat kabar pertama di Tanah Air bernama Bataviasche Nouvelles.
Koran tersebut terbit selama dua tahun ketika masa Gubernur Jenderal Van Imhoff. Kemudian, tahun 1828 terbit Javasche Courant, surat kabar di Jakarta yang berisi berita resmi pemerintah, berita di Eropa, dan kutipan harian.
10. Kantor Pos
Amplop yang berisi surat dan dibubuhi perangko, termasuk media komunikasi tradisional. Biasanya tukang pos akan mengambil surat dari kotak pos di berbagai tempat. Kemudian, surat-surat tersebut dikirim ke kantor pos untuk dikirimkan sesuai alamat tujuan.
Kantor pos pertama di dunia berada di Sanquhar, Dumfries dan Galloway Skotlandia. Kantor tersebut sudah ada sejak 1712. Tepatnya 5 tahun setelah Skotlandia dan Inggris daratan bersatu menjadi Kerajaan Inggris Raya. Kantor pos ini usianya sekitar 300 tahun.
11. Telegraf
Perkembangan alat komunikasi manusia semakin berkembang setelah ditemukan sinyal listrik. Telegraf termasuk alat komunikasi tradisional penting pada tahun 1800-an sampai 1900-an.
Telegraf adalah alat mengirim dan menerima pesan jarak jauh. Alat ini berupa kode-kode sandi morse. Penemu telegraf adalah Samuel F.B Morse dan Alexander Bain.
Alat ini mengirimkan kode-kode morse sederhana menggunakan pulsa listrik, melalui kabel tunggal. Awalnya, sinyal pesan dapat dikirimkan sejauh 32 km saja. Permasalahan telegraf adalah lemahnya pengiriman sinyal jarak jauh.
Akhirnya, penemu kode Morse menempatkan relai yang berfungsi mengulangi sinyal dan bisa mengirim ke jarak yang lebih jauh.