8 Pahlawan Wanita yang Patut Kita Teladani
Hari Kartini kerap diperingati setiap tanggal 21 April, tujuannya untuk mengenang jasa salah satu pahlawan wanita di Tanah Air, R.A. Kartini. Namun, R.A. Kartini bukanlah satu-satunya pahlawan wanita di Indonesia. Masih ada beberapa perempuan tangguh yang ikut berjuang demi bangsa ini dengan caranya masing-masing. Mengutip dari berbagai sumber, berikut nama pahlawan wanita yang perlu Anda ketahui.
1. R.A. Kartini
Nama R.A. Kartini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Hari lahirnya bahkan dijadikan sebagai hari libur nasional. Perjuangannya untuk menyetarakan derajat perempuan, membuat namanya selalu dikenang.
Menurut Jurnal Seuneubok Lada 2(1), Raden Ajeng Kartini atau Raden Ayu Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1897. Kartini lahir dari keluarga ningrat, ayahnya seorang bupati, sedangkan ibunya merupakan priyayi yang dihormati.
Sebagai perempuan yang lahir dari keluarga terpelajar, Kartini mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berkenalan dengan banyak perempuan Eropa. Kartini kagum dengan cara berfikir perempuan Eropa.
Dari situlah pahlawan wanita satu ini berkeinginan memajukan perempuan pribumi, di mana saat itu berada pada status sosial yang rendah. Kartini kemudian berjuang agar status sosial perempuan Tanah Air bisa setara dengan kaum laki-laki masa itu.
Berkat perjuangannya tersebut, R.A. Kartini disebut sebagai pahlawan emansipasi wanita. Dia juga menjadi pahlawan kemerdekaan nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964 yang dikeluarkan pada 2 Mei 1964.
2. Laksamana Keumalahayati
Pahlawan nasional wanita lainnya yaitu Laksamana Malahayati. Beliau merupakan pahlawan dari Aceh. Dalam sebuah publikasi di Acehprov.go.id, disebutkan bahwa Keumalahayati merupakan putri dari Laksamana Mahmud Syah.
Kakek dari garis ayah yaitu Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang pernah memimpin Aceh tahun 1530 – 1539. Dari sinilah Anda bisa mengetahui bahwa pahlawan wanita ini juga merupakan keturunan bangsawan seperti R.A. Kartini.
Melalui pendidikan yang dimilikinya, Keumalahayati beserta suaminya terjun dalam setiap pertempuran laut melawan Portugis. Keberanian yang dimilikinya membuat Keumalahayati pantas disebut sebagai pahlawan wanita.
3. Rangkayo Rasuna Said
Pahlawan wanita Indonesia lainnya yaitu Rangkayo Rasuna Said. Mengutip buku 7 Tokoh Nasional Sumatera Barat di Bidang Pendidikan dan Pers, Rasuna Said merupakan perempuan yang lahir di Desa Panyinggahan Maninjau, Agam, Sumatera Barat pada 14 September 1910.
Dia merupakan putri dari seorang aktivis pergerakan dan pengusaha di Sumatera Barat. Sebagai anak dari keluarga terpandang, Rasuna Said mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dengan baik.
Berbekal pendidikan yang dimilikinya, Rasuna Said tergerak untuk berjuang dalam bidang pendidikan. Dia pernah menjadi pengajar di Sekolah Diniah Putri dan turut memberikan pendidikan politik kepada murid-muridnya.
Tak hanya itu, Rasuna juga membuka Kursus Pemberantasan Buta Huruf dengan nama, Sekolah Menyesal. Setelah itu, Rasuna Said membuka Sekolah Thawalib di Padang, mengajar di Sekolah Thawalib Puteri, dan menjadi pemimpin di Kursus Putri dan Kursus Normal di Bukittinggi.
Perjuangan lainnya yang dilakukan Rasuna yakni di bidang politik. Dia pernah tergabung dalam organisasi Sarekat Rakyat dan Persatuan Muslimin Indonesia. Keberaniannya dalam berpendapat melalui sebuah pidato, membuatnya pernah merasakan kehidupan di penjara selama satu tahun dua bulan di Semarang.
Keikutsertaannya dalam organisasi juga masih berlanjut sampai di masa penjajahan Jepang. Bahkan, setelah Indonesia merdeka, Rasuna turut aktif diparlemen sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
4. Martha Christina Tiahahu
Mengutip dari buku Maluku Manise, Martha Christina Tiahahu merupakan pahlawan wanita Indonesia yang berasal dari Pulau Nusalaut. Martha Christina lahir di Desa Abubu, Pulau Nusalaut. Ayahnya merupakan seorang kapitan yang berperan dalam perjuangan Pattimura.
Sebagaimana ayahnya, Martha Christina juga seorang pejuang. Pahlawan wanita cantik ini berjuang saat usianya masih sangat muda, yakni 17 tahun. Martha hadir dalam pertemuan di Saparua yang menjadi awal perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda.
Pahlawan wanita ini juga ikut serta dalam perang Pattimura. Dia bertekad untuk berjuang membela bangsa, walaupun nyawanya menjadi taruhan. Keberaniannya patut menjadi teladan. Namanya kini dikenal sebagai pahlawan perempuan yang melegenda, melalui SK Presiden RI No. 012/TK/Th 1969.
5. Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien merupakan sosok perempuan yang berperan penting dalam perjuangan rakyat Aceh melawan penjajah. Dalam sebuah publikasi di Acehprov.go.id, disebutkan bahwa Cut Nyak Dien merupakan pejuang perempuan yang terjun langsung ke medan perang.
Banyak pengorbanan yang diberikannya selama melawan penjajah, dan tak menjadikanya lelah dan takluk. Cut Nyak Dien merupakan pejuang yang gigih, bahkan rela masuk dan keluar hutan belantara, naik turun gunung saat usianya sudah tidak muda lagi.
Sebagai penghargaan atas perjuangannya, melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 106/TK/1964, ia dinobatkan sebagai pahlawan Indonesia.
6. Dewi Sartika
Nama pahlawan wanita berikutnya yaitu Dewi Sartika. Beliau merupakan pahlawan pendidikan dari tanah Sunda. Ia merupakan anak dari Patih Bandung, Raden Rangga Somanagara yang lahir pada 4 Desember 1884.
Sebagai anak seorang yang terpandang, Dewi Sartika mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Sebuah keistimewaan yang tidak dimiliki anak perempuan lain pada masa itu.
Dewi Sartika merupakan sosok perempuan yang cerdas dan kritis. Kecerdasannya tak membuatnya menjadi besar kepala. Ia bahkan ikhlas membagikan ilmu yang dimilikinya kepada anak gadis di sekitarnya.
Kabar bahwa Dewi Sartika membuka kegiatan belajar mengajar kemudian terdengar sampai ke telinga pemerintah. Hingga akhirnya ia diberikan izin untuk mendirikan Sekolah Istri yang menjadi tempat Ia berbagi ilmu.
7. Nyi Ageng Serang
Kita mungkin pernah mendengar Perang Diponegoro. Dibalik peristiwa penting tersebut, ada sosok pahlawan wanita yang gagah berani berpartisipasi dalam perang tersebut. Ia adalah Nyi Ageng Serang.
Kisahnya dituliskan dalam sebuah buku berjudul “Nyi Ageng Serang”. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa beliau merupakan pejuang wanita yang berjiwa nasionalis. Nyi Ageng Serang berjuang tanpa kenal lelah.
Sama halnya dengan pejuang kemerdekaan lainnya, Ia bertekad untuk mengusir penjajah. Ia berjuang karena merasa prihatin melihat rakyat yang disayanginya dikuasai oleh bangsa lain dan dipekerjakan paksa.
8. Cut Nyak Meutia
Tanah Aceh memang cukup banyak melahirkan pahlawan wanita yang tangguh dan pemberani. Selain Laksamana Keumalahayati dan Cut Nyak Dien, pahlawan perempuan asal Aceh lainnya yaitu Cut Nyak Meutia.
Dalam publikasi di Acehprov.go.id, diterangkan bahwa Cut Meutia lahir pada 1870 yang merupakan putri dari Teuku Ben Daud Pirak dan Cut Jah. Awal pergerakan perjuangan berparas cantik ini dimulai pada tahun 1901.
Saat itu ia berjuang bersama dengan suaminya yang bernama Tauku Chik Muhammad. Cut Meutia berperan sebagai pengatur strategi pertempuran. Dari pemikirannya inilah, pasukan yang dipimpin oleh suaminya berhasil memporak porandakan pertahanan pasukan Belanda.
Pergerakan demi pergerakan Ia lakukan bersama dengan masyarakat Aceh. Hingga akhirnya ia gugur dalam sebuah pertempuran bersama dengan pejuang muslim lainnya.
Itulah delapan nama pahlawan wanita Indonesia yang patut diteladani. Sebenarnya masih banyak pahlawan perempuan lain yang berjuang untuk bangsa ini. Namun pada kesempatan kali ini, kami hanya merangkum beberapa kisah dari pejuang wanita sebagai sumber inspirasi.