Hindari Kebotakan, Simak 14 Penyebab Rambut Rontok
Kerontokan rambut kerap dianggap sebagai masalah sepele dan wajar terjadi. Padahal, kerontokan rambut secara terus menerus dapat berisiko kebotakan. Untuk menghindari hal tersebut, penting untuk mengetahui penyebab rambut rontok.
Hampir semua orang pernah mengalami kerontokan rambut, di mana rambut rontok masih dianggap normal jika jumlahnya kurang dari 100 helai per hari. Namun, jika jumlahnya sudah melampaui batas normal atau bahkan tidak terkendali, itu bisa menjadi masalah serius. Untuk itu, ada baiknya Anda mengetahui penyebab rambut rontok, sekaligus cara mengatasinya.
Perlu diketahui, kerontokan rambut merupakan proses alami seseorang, baik anak kecil maupun dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan rambut manusia memiliki siklus tersendiri dan melewati beberapa fase.
Fase pertama disebut sebagai anagen, yakni tahap di mana serat rambut mengalami pertumbuhan aktif. Pada fase ini, rambut akan terus tumbuh dan menjadi panjang seiring bertambahnya waktu.
Setelah itu, rambut akan mengalami fase selanjutnya, katagen atau yang biasa disebut sebagai fase istirahat. Dalam fase ini, rambut akan mulai berhenti tumbuh.
Terakhir adalah, fase telogen yang merupakan fase penyebab rambut mengalami kerontokan secara alami. Pada fase ini, rambut benar-benar telah berhenti tumbuh.
Rambut yang telah mati tersebut kemudian akan rontok dengan sendirinya. Siklus tersebut akan terus berulang hingga manusia meninggal. Namun, jika rambut rontok terjadi secara terus menerus dan berkepanjangan, maka penyebabnya bisa jadi tak hanya karena pengaruh siklus alami tersebut.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab rambut rontok baik karena fisik maupun emosional, di antaranya:
1. Penuaan
Kerontokan rambut bisa menjadi salah satu tanda penuaan pada kulit kepala. Proses penuaan ditandai dengan pergantian sel yang semakin lambat.
2. Riwayat keluarga
Selanjutnya, rambut rontok juga dapat disebabkan faktor genetik atau keturunan. Ini merupakan faktor paling umum yang diturunkan oleh gen orang tua. Jika Anda masuk dalam kategori ini, maka risiko kerontokan rambut akan lebih besar jika kedua orang tua mengalami masalah kerontokan.
Secara umum, setiap kali rambut mengalami kerontokan, akan digantikan dengan rambut baru yang berukuran sama. Namun pada kasus ini, setiap rambut baru akan memiliki tekstur yang semakin halus dan tipis, karena folikel rambutnya mengecil dan lama-kelamaan berhenti tumbuh sama sekali.
3. Stres
Penyebab rambut rontok yang harus diwaspadai adalah stres. Segala macam trauma fisik dari mulai stres berat, kecelakaan, setelah melahirkan, penurunan berat badan secara drastis, dan penyakit serius, bisa menjadi penyebab rambut rontok dalam jumlah banyak meskipun sementara.
Selain itu, perubahan suasana hati akibat perceraian, berkabung, dan masalah pekerjaan juga bisa menyebabkan kerontokan rambut. Dalam medis, masalah seperti ini dikenal dengan istilah telogen effluvium. Seorang wanita yang mengalami telogen effluvium umumnya menyadari kerontokan rambut sekitar enam minggu hingga tiga bulan setelah pengalaman stres berat.
4. Perubahan hormonal seperti hamil, pubertas dan menopause
Selama hidup, seseorang mengalami fluktuasi hormon yang menyebabkan perubahan psikologis. Perubahan hormon kerap terjadi saat proses kehamilan dan kelahiran, sekaligus turut menjadi penyebab rambut rontok. Kondisi tiroid yang tidak stabil dan menopause merupakan salah satu penyebab meningkatnya kerontokan.
Selama hamil, rambut wanita akan lebih jarang rontok karena hormon estrogen dalam tubuh melonjak dan berdampak pada pemanjangan fase hidup rambut. Namun, setelah melahirkan, hormon estrogen akan kembali normal, sehingga jumlah rambut rontok menjadi lebih banyak dari biasanya. Kerontokan ini wajar terjadi dan biasanya akan dialami selama 5-6 bulan setelah proses melahirkan.
5. Kadar vitamin yang rendah
Kekurangan vitamin juga dapat memicu rambut rontok, salah satunya vitamin B. Rutin mengonsumsi vitamin B, mengubah pola dan menu makanan dengan bahan-bahan kaya vitamin B akan menekan risiko rambut rontok.
Beberapa jenis makanan yang banyak mengandung vitamin B seperti, daging, ikan, jagung, kentang, labu, kacang polong, ubi, dan buah-buahan non sitrus. Ada juga yang mengandung lemak baik, seperti alpukat dan kacang-kacangan, yang bisa menjadi solusi terbaik mengobati masalah kerontokan rambut anda.
6. Kekurangan protein
Penyebab rambut rontok yang harus diwaspadai berikutnya adalah kebiasaan menjalani diet rendah protein. Protein adalah zat pembangun utama tubuh, termasuk sel rambut.
Asupan protein yang terlalu rendah dapat melemahkan struktur rambut dan memperlambat pertumbuhan rambut. Penyebab rambut rontok karena kekurangan protein, biasanya mulai terlihat setelah 2-3 bulan setelah penurunan asupan protein.
7. Peyakit tiroid, diabetes, dan sindrom down
Penyebab rambut rontok yang harus diwaspadai selanjutnya berasal dari gangguan kelenjar di dalam tubuh atau yang biasa disebut dengan gangguan kelenjar tiroid. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi hormon metabolisme tubuh.
Kelenjar tiroid yang bermasalah akan mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh. Hipertiroid maupun hipotiroid sama-sama jadi penyebab rambut rontok. Di banyak kasus, rambut bisa kembali tumbuh dengan normal setelah gangguan tiroid diobati.
8. Anemia
Hampir 1 dari 10 wanita berusia 20-49 tahun mengalami anemia. Wanita yang memiliki perdarahan menstruasi hebat atau tidak mencukupi kebutuhan zat besi akan cenderung mengalami anemia.
Kekurangan zat besi akan mengakibatkan kelelahan yang berlebihan, tubuh menjadi lemah, dan kulit menjadi pucat. Anda juga mungkin akan mengalami sakit kepala berulang, sulit untuk konsentrasi, telapak tangan dan kaki dingin, serta mengalami rambut rontok.
9. Penyakit autoimun seperti Alopesia Areata
Salah satu penyebab rambut rontok berikutnya adalah penyakit autoimun. Alopecia Areata merupakan salah satu gangguan autoimun pada tubuh di mana sistem kekebalan tubuh akan menganggap rambut sebagai partikel asing berbahaya dan dapat menyerang folikel rambut.
Penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun penyakit autoimun ini bisa dialami oleh wanita atau pria. Para ilmuwan memperkirakan faktor penting dari gangguan ini berasal dari stres.
10. Kemoterapi
Rambut rontok biasanya mulai terjadi sekitar 2–4 minggu atau bahkan dalam hitungan beberapa hari sejak kemoterapi pertama kali dilakukan. Pada kasus tertentu, efek samping kemoterapi memungkinkan baru muncul dalam waktu 1–2 bulan setelah pasien menjalani kemoterapi.
Rambut yang rontok lebih dulu umumnya merupakan rambut di kepala, lalu diikuti rambut di sekitar wajah, tubuh, dan kemaluan. Terkadang, kulit kepala akan terasa lunak dan sakit sebelum rambut mulai rontok.
Kerontokan rambut dapat terjadi secara bertahap dan perlahan. Awalnya, rambut yang rontok sedikit, namun lama-kelamaan akan bertambah banyak hingga akhirnya menimbulkan kebotakan. Untuk beberapa kasus, kerontokan rambut juga bisa belangsung sangat cepat.
Banyaknya rambut yang rontok dapat terlihat di bantal, sisir, dan wastafel atau saluran pembuangan kamar mandi. Kerontokan rambut akan terus berlanjut selama kemoterapi dilakukan hingga beberapa minggu setelah pengobatan tersebut dihentikan.
11. Terlalu sering memakai alat pemanas rambut
Penggunaan hairdryer dan catokan dapat memicu kerusakan pada rambut, apalagi jika digunakan dengan suhu yang terlalu panas.
Penyebabnya adalah, alat ini dapat menghilangkan kelembapan alami pada rambut dan mengurangi kandungan airnya. Pada akhirnya, rambut akan menjadi rusak, kering, dan bercabang. Tidak jarang penggunaan hairdryer atau catokan rambut yang terlalu panas, serta sering digunakan dapat membuat rambut sulit untuk kembali tumbuh.
12. Kurang tidur
Kelelahan karena kurangnya waktu istirahat juga dapat menjadi penyebab rambut rontok. Kekurangan tidur beberapa jam dalam sehari bisa menyebabkan rambut rontok. Hal ini berakibat pada kesehatan secara keseluruhan dan menimbulkan berbagai kondisi seperti insomnia, narkolepsi, serta munculnya gejala kebotakan.
13. Perubahan musim
Perubahan musim juga menjadi salah satu penyebab rambut rontok. Saat musim panas, rambut mudah patah dan rontok karena kulit kepala menjadi lebih kering. Pada saat memasuki musim dingin, kondisi ini otomatis berubah dan jumlah kerontokan akan semakin berkurang. Anda bisa menyiasati kerontokan ketika musim panas dengan selalu menggunakan pelindung kepala ketika bepergian keluar rumah.
14. Fase telogen
Penyebab rambut rontok yang wajar selanjutnya diakibatkan fase telogen. Dalam fase ini, bibit rambut atau biasa disebut papila yang terletak di bawah rambut rontok, tersebut telah ‘matang’ dan siap tumbuh. Sehingga, meskipun rambut lama telah rontok, akan segera tumbuh rambut baru untuk menggantikannya. Dengan begitu, Anda tak perlu khawatir akan risiko kebotakan atau rambut menipis.
Ciri Rambut Rontok yang Perlu Diwaspadai
Kerontokan rambut tidak selamanya dapat dianggap wajar dan sepele. Terlebih, jika kerontokan tersebut berlangsung secara terus-menerus dan berkepanjangan. Apabila rambut rontok yang Anda alami menunjukkan ciri-ciri seperti beberapa poin di bawah ini, tak ada salahnya untuk berkonsultasi ke dokter atau ahli kesehatan!
1. Rambut rontok lebih dari 100 Helai per Hari
Menurut American Academy of Dermatologists, batas normal rambut rontok per harinya tidak lebih dari 100 helai. Jika jumlah rambut rontok setiap hari sangat banyak dan sekiranya melebihi jumlah tersebut, Anda perlu cukup waspada.
Perhatikan siklus kerontokan rambut. Dalam beberapa hari, jika kerontokan semakin banyak, Anda perlu memeriksakannya ke dokter. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi lebih dini apabila ada faktor lain penyebab rambut rontok.
2. Rambut mudah rontok meskipun hanya disisir jari
Rambut rontok dapat dikatakan tidak wajar apabila mengalami kerontokan berlebih, bahkan saat hanya disisir dengan jari tangan. Sebab, rambut yang sehat seharusnya memiliki akar yang cukup kuat dan tidak mudah tercabut begitu saja. Apabila saat disisir jari ada sangat banyak rambut terjatuh, hal itu patut diwaspadai.
3. Rambut yang rontok merupakan rambut patah
Dalam kondisi wajar, rambut yang rontok seharusnya merupakan rambut utuh yang memang tercabut langsung dari akarnya. Jika rambut rontokmu merupakan rambut patah, atau dengan kata lain tercabut di tengah bagian, hal itu menunjukkan bahwa kondisi rambutmu tidak sehat. Sebab, rambut akan mudah patah jika mengalami penipisan di salah satu titik.
4. Mulai terjadi penipisan rambut
Efek yang paling ditakuti dari masalah kerontokan rambut adalah kebotakan atau penipisan rambut. Masalah kerontokan menjadi tidak wajar, jika membuat rambut menipis. Anda dapat mengeceknya dengan membuat kunciran kuda pada rambut, selanjutnya perhatikan perubahan dari hari ke hari. Jika rambut yang dikuncir semakin menipis dari hari ke hari, maka bisa jadi masalah kerontokan yang dialami sudah melewati batas wajar.