Berkah Emas, Laba Perusahaan Mineral Grup Bakrie Melonjak 940%
Direktur & Investor Relations PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Herwin Wahyu Hidayat memprediksi kinerja kuartal II-2021 tidak jauh berbeda dibandingkan kuartal sebelumnya. Meskipun begitu, kinerja semester kedua tahun ini, produksi diyakini akan meningkat signifikan.
Sebagai informasi, periode Januari-Maret 2021, BRMS membukukan kenaikan pendapatan 37,31% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 1,35 juta (Rp 19,3 miliar). Sedangkan periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan BRMS hanya US$ 991 ribu.
Capaian tersebut berhasil mendorong laba bersih (net income) perusahaan tambang emas tersebut naik 940,4% ke level US$ 1,67 juta (Rp 24 miliar). Dibandingkan kuartal I-2019, laba perusahaan hanya US$ 161 ribu.
Adapun untuk, total produksi emas hingga kuartal pertama tahun ini mencapai 24 kilogram (kg), atau naik signifikan dibandingkan produksi tahun sebelumnya yakni 4kg. Sedangkan untuk produksi dore bullion mencapai 50kg atau naik hampir tiga kali lipat dari periode tahun sebelumnya yakni 13kg.
“Harapannya, kuartal kedua produksi dan penjualan akan mirip kuartal pertama.Untuk semester kedua, kami perkirakan akan ada lonjakan karena pabrik sudah beroperasi 100%,” kata Herwin dalam paparan kinerja perusahaan yang diselenggarakan Samuel Sekuritas secara daring, pekan lalu.
Dia menjelaskan, pertengahan Mei 2021 pengiriman untuk beberapa suku cadang dari Cina sudah tiba. Dimana, suku cadang tersebut digunakan untuk perawatan berkala fasilitas pabrik di Paboya, Palu.
Pandemi Covid-19 menyebabkan keterlambatan pengiriman suku cadang untuk perawatan pabrik Grup Bakrie. Akibatnya, kapasitas produksi pabrik Bumi Resources tersebut hanya beroperasi 70% di semester pertama 2021.
Director/Chief Business Development Officer BRMS Adika Aryasthana Bakrie menyampaikan, ke depan target produksi emas murni 2022 mencapai 60 ribu troy ons. Target produksi akan terus meningkat di 2023 dengan perkirakan 100 ribu hingga 110 ribu troy ons.
“Untuk 2024, saat pabrik ketiga selesai dibangun, target produksi sebanyak 220 ribu troy ons dengan asumsi kadar emas 2,5 gram,” ujar Arya dalam kesempatan yang sama.
Sebelumnya, April 2021 BRMS telah merampungkan aksi rights issue, di mana perusahaan menerbitkan 22,9 miliar lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp70 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil menghimpun dana Rp 1,6 triliun.
Dari perolehan tersebut, sebanyak 80% akan digunakan untuk membangun pabrik dan proses pengeboran tambang emas di Poboya, Palu (Sulawesi). Termasuk, US$ 23 juta untuk proses pengeboran, sehingga BRMS bisa memperoleh 15 juta ton hingga 20 juta ton cadangan dan sumber daya bijih emas.
Selain itu, sebanyak US$ 48 juta akan dimanfaatkan untuk membangun pabrik pengolahan bijih emas berkapasitas 4.000 ton per hari di Palu. Konstruksi pabrik rencananya dimulai pada pertengahan tahun depan dan mulai berproduksi di 2024.
Adapun sisanya, sekitar 20% akan digunakan untuk alokasi biaya pengeboran di beberapa proyek tambang emas dan pengembangan lokasi tambang di Motomboto, Gorontalo.