Data Positif Amerika Membuat Harga Emas Antam Merosot Rp 15.000

Intan Nirmala Sari
4 Juni 2021, 09:05
Pedagang menata emas antam di Jakarta, Rabu (17/2/2021). Harga emas antam pada perdagangan Rabu (17/2) anjlok hingga Rp13 ribu (1,4 persen) menjadi Rp922 ribu per gram dibandingkan Selasa (16/2) dan merupakan harga terendah sejak 23 Juli 2020 atau sekitar
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Pedagang menata emas antam di Jakarta, Rabu (17/2/2021). Harga emas antam pada perdagangan Rabu (17/2) anjlok hingga Rp13 ribu (1,4 persen) menjadi Rp922 ribu per gram dibandingkan Selasa (16/2) dan merupakan harga terendah sejak 23 Juli 2020 atau sekitar tujuh bulan yang lalu.

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk hari ini merosot Rp 15.000 per gram ke level Rp 949 ribu per gram dari catatan sebelumnya. Mengutip laman Logam Mulia, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam juga mencatatkan penurun Rp 15.000 per gram menjadi Rp 860 ribu per gram pada perdagangan Jumat (4/6)

Sementara itu, melansir Bloomberg pada perdagangan pagi ini, harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Agustus 2021 turun 0,05% ke level US$ 1.872,4 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) turun 0,02% ke level US$ 1.870,3 per troy ons. Adapun untuk indeks dolar AS spot naik 0,02% ke level 90,49.

Advertisement

Data tenaga kerja dan sektor jasa Amerika Serikat (AS) yang positif sempat menekan harga emas turun 2,3% kemarin. Ditambah lagi, indeks dolar AS kembali naik karena meningkatnya potensi tapering  (pemangkasan stimulus) Bank Sentral AS (The Fed), dilansir dari Reuters, Kamis (4/6).

Tak hanya emas, logam mulia lainnya seperti perak juga turun 4,3%. Sedangkan untuk platinum turun 3,7% pada perdagangan kemarin.

 "Kami keluar dari kesulitan di sini dan data semakin bai. Masalah inflasi dapat diredam banyak hal," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, Kamis (3/6).

Haberkorn menambahkan, data yang lebih baik di Negeri Paman Sam membuat para trader bertahan.  Mereka sedang mempersiapkan kemungkinan jika The Fed menyatakan akan melunakan kebijakan moneter atau menaikkan suku bunga, meskipun belum akan segera dilakukan.

Sementara itu, indeks dolar yang naik membuat harga emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS untuk tenor 10 tahun (US Treasury) mengalami penguatan.

Pemulihan pasar tenaga kerja AS menunjukkan penguatan, di mana klaim pengangguran baru AS turun di bawah 400.000 pekan lalu. Sementara itu, Laporan Ketenagakerjaan Nasional dari ADP menunjukkan, kalau pengusaha swasta telah meningkatkan perekrutan tenaga kerja sepanjang Mei.

"Hasil ADP yang jauh lebih kuat dari perkiraan, mendorong dolar lebih tinggi dan menekan harga emas di bawah US$ 1.890," kata Kepala Perdagangan derivatif logam BMO, Tai Wong.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement