Harga Emas Bakal US$ 1.600 Jika The Fed Naikkan Suku Bunga Tahun Ini
Harga emas global diprediksi mampu menyentuh level US$ 1.600 per troy ons, jika Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) memutuskan menaikkan suku bunga acuan akhir tahun ini. Sepekan terakhir pergerakan harga emas tidak terlalu fluktuatif dan bertahan di kisaran level US$ 1.800 per troy ons.
Direktur Utama PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, lesunya harga emas dunia dalam sepekan terakhir disebabkan sentimen pasar yang menanti arah kebijakan The Fed terkait suku bunga acuannya.
“Harga emas sempat menyentuh level terendahnya US$ 1.651 per troy ons, artinya jika The Fed benar-benar mengumumkan akan menaikkan suku bunga acuan akhir tahun ini, potensi koreksi bisa ke level US$ 1.600 per troy ons," kata Ibrahim saat dihubungi Katadata.co.id, Kamis (26/8).
Melansir Reuters, Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan akan berbicara di simposium ekonomi tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming pada Jumat (27/8) waktu setempat. Momentum tersebut menjadi kesempatan bagi pelaku pasar untuk memastikan apakah bank sentral akan menaikkan suku bunga acuannya dan memangkas program belanja surat utang atau obligasinya saat ini.
Sementara itu, Direktur kepala penelitian komoditas Prithvifinmart Commodity Research Manoj Kumar mengatakan, pedagang dan investor memprediksi The Fed masih akan memperpanjang stimulusnya atau moneter ekspansif lebih lama. Hal tersebut mengacu pada kondisi kasus Covid-19 varian Delta di AS yang masih bertambah.
Di sisi lain, Kumar menilai penguatan indeks dolar AS masih akan menekan logam mulia, dalam hal ini harga emas. Pergerakan indeks dolar AS dan harga emas saling berkaitan. Keduanya dianggap sebagai aset lindung nilai alias safe haven ketika kondisi ekonomi dan politik menghadapi ketidakpastian.
Indeks dolar AS yang tinggi akan berdampak pada besarnya biaya kepemilikan emas, sehingga mampu menekan harga logam kuning tersebut. Melansir Bloomberg pada perdagangan pagi tadi, harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Desember 2021 naik 0,09% ke level US$ 1.796,9 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) naik 0,16% ke level US$ 1.795,7 per troy ons. Sedangkan untuk indeks dolar AS spot naik 0,05% ke 93,2.
Sebelumnya Presiden The Fed St Louis, James Bullard menyarankan bank sentral untuk mengakhiri stimulus belanja obligasinya di awal tahun depan. “Kemungkinan The Fed akan memberi sinyal ekonomi yang lebih kuat dan penurunan (harga emas) dalam satu dua tahun ke depan, itu tergantung pasar emas,” kata Managing Partner CPM Group Jeffrey Christian dilansir, Kamis (26/8).
Ibrahim optimis harga emas spot masih akan terdongkrak ke kisaran US$ 1.900 per troy ons jika The Fed tidak menaikkan suku bunga acuannya akhir tahun ini. Dia bahkan memprediksi harga emas masih berpeluang menuju level US$ 2.000 per troy ons di kuartal III-2021 didukung kebijakan stimulus infrastruktur yang di gadang Presiden AS, Joe Biden tahun ini.
“Saya masih optimistis di kuartal ketiga harga emas akan ke level US$ 2.000 per troy atau bahkan lebih tinggi lagi, karena stimulus infrastruktur. Ini yang akan membuat laju penguatan harga logam mulia atau emas dunia ini menguat cukup tajam di kuartal ketiga tahun ini,” katanya.
Lebih lanjut, Ibrahim memperkirakan harga emas di tahun depan kemungkinan besar akan melandai bersamaan dengan pemulihan ekonomi dan vaksinasi yang membaik.
“Proyeksi di 2022, harga emas dunia akan di bawah US$ 1.500 per troy ons. Artinya, logam mulia (emas Antam) akan mencapai level terendahnya di Rp 800 ribuan per gram," ujar Ibrahim.
Emas dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, sementara kenaikan suku bunga acuan dapat meningkatkan biaya pemegang emas sehingga tidak memberikan imbal hasil.
Nilai pada emas perhiasan dan emas untuk investasi berbeda. Hal tersebut bergantung pada tingkat gramasi dan kandungan emas murni pada produk tersebut. Umumnya, emas batangan dipilih untuk investasi, karena semakin besar gramasi semakin baik harga yang diperoleh atau mendekati pergerakan harga emas global.
Selain emas batangan, saat ini sudah banyak platform yang menawarkan investasi secara digital, sehingga mempermudah masyarakat dalam bertransaksi hingga menyimpan emas.
Penyumbang bahan: Nada Naurah (magang)