Kinerja Kinclong, Kalbe Farma Revisi Target Naik di Atas 10% Tahun Ini
PT Kalbe Farma Tbk merevisi target pertumbuhan penjualan dan laba bersih 2021 di atas 10% dari catatan tahun lalu. Sepanjang 2020, Kalbe Farma mencatatkan pendapatan Rp 23,11 triliun dengan laba bersih Rp 2,73 triliun.
Direktur Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata mengatakan, revisi target dilakukan setelah melihat kinerja per September 2021 yang positif, di mana penjualan dan laba bersih tumbuh dua digit. Pada periode sama tahun lalu, Kalbe Farma membukukan penjualan Rp 17,09 triliun dengan laba bersih Rp 16,82 triliun.
Sebelumnya, emiten dengan kode saham KLBF ini menargetkan pertumbuhan kinerja akhir tahun ini sekitar 7%-10%. Itu berkaca dari kinerja per Juni 2021, saat penjualan Kalbe Farma hanya tumbuh 6,6% menjadi Rp 12,37 triliun dengan laba bersih tumbuh 7,93% menjadi Rp 1,49 triliun.
Bernadus optimistis target tahun ini bisa tercapai karena ditopang kinerja yang baik di berbagai lini bisnis perusahaan. Selain itu, Kalbe Farma juga melakukan efisiensi operasional dengan tepat.
“Kalbe terus melakukan inovasi produk dan layanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, mulai dari produk yang bersifat preventif, kuratif, diagnostik bahkan digital platform,” kata Bernadus dalam siaran pers, Jumat (15/10).
"Inovasi itu membuat Kalbe optimis dapat mencapai pertumbuhan tahun ini menjadi double digit,” ujarnya menambahkan.
Strategi inovasi setiap lini bisnis disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, untuk lini bisnis obat resep, Kalbe Farma mengembangkan inovasi obat biologi dan onlologi. Itu termasuk pengembangan vaksin, melakukan peningkatan kontribusi obat generik di e-catalog, serta peningkatan layanan tes diagnostik untuk terapi personal.
Selanjutnya, pada lini bisnis distribusi dan logistik, Kalbe Farma mengembangkan platform digital seperti EMOS dan MOSTRANS. Perusahaan juga melengkapi fasilitas produksi lokal untuk produk benang bedah (suture).
Lini bisnis lainnya yakni produk kesehatan, di mana Kalbe Farma terus memperkuat portofolio produk vitamin, suplemen dan herbal, serta pengembangan ekosistem jahe merah. Sedangkan lini bisnis nutrisi, Kalbe mengembangkan produk terjangkau serta produk medical nutrition untuk kebutuhan nutrisi khusus.
Seluruh inisiatif tersebut diarahkan untuk memberikan akses produk dan layanan kesehatan yang baik bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, untuk mendukung pertumbuhan perseroan secara berkelanjutan.
Mengutip RTI, pada perdagangan akhir pekan ini (15/10) saham KLBF ditutup menguat 0,7% ke level Rp 1.445 per saham. Sedangkan sepanjang 2021, harga saham emiten sektor farmasi ini cenderung tertekan sebanyak 2,36%.
Di sisi lain, Kalbe sempat menyatakan tengah membuka peluang untuk membawa sejumlah anak usahanya melantai di pasar saham melalui penawaran umum perdana alias initial public offering alias IPO. Beberapa anak usaha yang berpotensi go public adalah divisi nutrisi, divisi distribusi dan logistik serta divisi alat kesehatan.
Sebelumnya, Bernadus juga mengatakan kalau salah satu divisi yang berpotensi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah divisi nutrisi yang sudah sejak lama direncanakan IPO. Sedangkan divisi lain yang dipersiapkan IPO adalah divisi alat kesehatan untuk membawa peluang ke depan.