Perjalanan Panjang BNI, dari Bank Sentral Merintis Bank Digital

Intan Nirmala Sari
28 Oktober 2021, 11:45
BNI, Bank BNI, saham BBNI, profil perusahaan
Katadata
Capai Pertumbuhan Remitansi Dua Digit Pada 2018, BNI Jadi Pioneer Go Live SWIFT GPI di Indonesia

Tak ingin ketinggalan zaman, bisnis Bank Negara Indonesia ikut bergeser ke industri digital. Dari kabar yang beredar di pasar keuangan Tanah Air, BNI bakal meminang salah satu bank kecil untuk ditransformasikan sebagai bank digital.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar sempat membenarkan bahwa pihaknya tengah menyelesaikan kesepakatan awal akuisisi salah satu bank kecil. Nantinya, lembaga keuangan tersebut diambil alih dan diubah menjadi bank digital.

“Saya tidak bisa menyebut nama, tetapi proses cukup jauh dan sudah ada kesepakatan awal,” ujar Royke kepada Katadata.co.id, Selasa (19/10).

Dua sumber Katadata.co.id yang mengetahui kabar ini mengatakan, BNI telah meneken kesepakatan awal pembelian saham dengan Bank Mayora. Namun, saat ini bank BUMN tersebut masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan alias OJK.

Rencana aksi korporasi BNI ini menyusul bank-bank besar lain yang sudah lebih dulu ekspansi ke bisnis bank digital. Sebelumnya, Bank Central Asia alias BCA mengambil alih Bank Royal pada 2019 dan merampungkan transformasinya menjadi BCA Digital Juli tahun ini. Ada juga upaya bank kredit rakyat, yakni BRI mentransformasikan anak usahanya BRI Agro sebagai bank digital.

Bank BNI juga dikabarkan menggandeng Sea Ltd Singapura untuk mengembangkan Bank Mayora sebagai bank digital. Tiga sumber Katadata.co.id menyebutkan BNI telah meneken kerja sama dengan Sea Ltd untuk mengembangkan Bank Mayora ini. Kesepakatan diteken BNI, Sea Ltd, dan Bank Mayora pada 15 Oktober 2021. 

Namun hingga berita ini diturunkan, Katadata.co.id belum mendapat konfirmasi usai menghubungi Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati, dan Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom. "Seperti disampaikan saat ini, kami belum dapat menceritakan," ujar Mucharom kepada Katadata.co.id.

Kinerja BNI dan Rekam Jejaknya di Bursa Indonesia

BNI merupakan bank badan usaha milik negara pertama yang menjadi perusahaan publik, setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada 1996. Pada penawaran perdananya, sekitar 1,1 miliar lembar saham berkode BBNI itu ditawarkan dengan harga Rp 850 per lembar.

Harga saham BBNI saat ini bergerak pada kisaran Rp 7.000 per lembar. Sepanjang 2021, harga sahamnya menunjukkan tren naik sekitar 14,17 %. Adapun pada penutupan perdagangan Rabu, 27 Oktober 2021, saham BBNI ditutup koreksi 2,75 % ke level Rp 7.075.

Untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saing di tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, seperti proses rekapitalisasi oleh pemerintah pada 1999. BNI juga sempat mendivestasi saham pemerintah pada 2007, dan menawarkan saham terbatas alias right issues pada 2010. Saat ini, 60 % saham BNI digenggam pemerintah, sedangkan 40 % sisanya dimiliki masyarakat, baik individu maupun institusi, domestik dan asing.

BNI masuk jajaran bank nasional terbesar di Indonesia, dilihat dari total aset, kredit, maupun total dana pihak ketiga atau DPK. Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah perusahaan anak, yakni BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance. 

Hingga kuartal ketiga 2021, BNI tercatat membukukan laba bersih Rp 7,74 triliun. Capaian tersebut tumbuh signifikan 79,3 % dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 4,32 triliun.

"Laba ini utamanya berasal dari pertumbuhan fee based income dan pendapatan bunga bersih masing-masing sebesar 16,8 % dan 17,6 % secara tahunan," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam paparan kinerja triwulan ketiga 2021 secara virtual, Senin (25/10).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...