Pasokan Terganggu, Tesla Mampu Cetak Rekor Pengiriman Mobil Listrik
Perusahaan mobil listrik, Tesla Inc melaporkan rekor pengiriman kendaraan listrik dalam tiga bulan pertama tahun ini. Meskipun begitu, produksi perusahaan besutan Elon Musk tersebut mengalami penurunan akibat gangguan rantai pasokan dan suspensi pabrik di Cina.
"Ini adalah kuartal yang sangat sulit, karena gangguan rantai pasokan dan kebijakan Cina zero Covid," cuit CEO Tesla, Elon Musk di akun Twitter, Minggu (3/4).
This was an *exceptionally* difficult quarter due to supply chain interruptions & China zero Covid policy.
Outstanding work by Tesla team & key suppliers saved the day.— Elon Musk (@elonmusk) April 2, 2022
"Pekerjaan luar biasa oleh tim Tesla dan pemasok utama, menyelamatkan hari ini," katanya.
Melansir Reuters, Tesla berhasil mengirimkan 310.048 kendaraan pada kuartal pertama 2022. Capaian tersebut naik 68 % dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan Wall Street sebelumnya memperkirakan pengiriman mobil listrik Tesla di kuartal yang sama mencapai 308.836 mobil, menurut data Refinitiv.
Adapun sepanjang periode Januari-Maret 2022, Tesla memproduksi 305.407 kendaraan, turun dari 305.840 pada kuartal sebelumnya.
Produsen mobil listrik tersebut, mengatasi dampak pandemi dan gangguan rantai pasokan lebih baik dibandingkan para pesaingnya. Meskipun, produksi dari pabrik baru Tesla di Shanghai harus ditangguhkan selama periode Maret dan April, lantaran tingginya lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.
"Pengiriman itu lebih baik daripada yang ditakuti, mengingat masalah rantai pasokan," kata Daniel Ives, seorang analis di Wedbush, dalam sebuah laporan.
Tesla menyatakan sebanyak 295.324 sedan Model 3 dan kendaraan sport Model Y sudah terjual. Sementara itu, perusahaan Elon Musk tersebut sudah mengirimkan 14.724 sedan mewah Model S dan SUV premium Model X.
Sebelumnya, Tesla mencatatkan pendapatan perusahaan sebesar US$ 53,82 miliar sepanjang 2021. Capaian tersebut naik 71 % dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya, yakni US$ 31,53 miliar.
Pendapatan otomotif menjadi penyumbang terbesar kinerja Tesla tahun lalu, yakni mencapai US$ 47,23 miliar alias 87,7 % dari total pendapatan. Sedangkan bisnis energi berkontribusi US$ 2,78 miliar dan dari layanan lainnya menyumbang pendapatan US$ 3,8 miliar.
Perusahaan besutan Elon Musk itu juga mencatatkan margin kotor sebesar US$ 13,60 miliar pada 2021. Margin kotor tersebut meningkat 105,21 % dibandingkan tahun lalu, yang hanya US$ 6,63 miliar.
Adapun penjualan mobil Tesla sebanyak 936.222 unit sepanjang 2021. Mayoritas atau sekitar 97,33 % merupakan penjualan mobil Model 3 dan Y. Di mana, penjualan kendaraan Tesla tercatat melonjak di wilayah Tiongkok dan Eropa sepanjang 2021.
NAIK HARGA
Melonjaknya harga gas yang dipicu krisis Ukraina, diperkirakan akan mendorong permintaan untuk mobil listrik. Hanya saja, para analis menilai kurangnya persediaan dan harga kendaraan yang lebih tinggi akan membebani penjualan Tesla.
Pada Maret 2022, Tesla menaikkan harga penjualan untuk unit mobil listrik di Cina dan Amerika Serikat (AS). Itu dilakukan setelah Musk mengatakan, produsen mobil listrik AS tengah menghadapi tekanan inflasi yang signifikan dalam hal bahan baku dan logistik setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Managing Partner modal ventura Loup Ventures, Gene Munster berharap Tesla terus mengungguli produsen mobil lain dalam pertumbuhan penjualan. Di mana, Toyota dan GM, Hyundai Motor Jumat (1/4) melaporkan penjualan kuartal pertama AS lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, Elon Musk mengatakan, per Oktober 2021 produksi pabrik Tesla di Shanghai telah melampaui pabrik Fremont, California - pabrik pertama Tesla-. Kedua pabrik tersebut memiliki peranan penting dalam meningkatkan pengiriman Tesla hingga 50 % tahun ini. Itu karena, produksi di pabrik baru Tesla diperkirakan akan meningkat perlahan di tahun pertama mereka.
Tesla mulai mengirimkan kendaraan yang dibuat di pabriknya di Gruenheide, Jerman, pada Maret 2022. Sedangkan untuk pengiriman mobil listrik yang diproduksi pabrik Austin, Texas, akan dimulai dalam waktu dekat.
Di sisi lain, saham Tesla juga mengalami lonjakan pekan ini, khususnya setelah produsen mobil listrik tersebut mengumumkan rencana untuk meningkatkan jumlah sahamnya dengan melakukan pemecahan saham alias stock split. Alhasil, saham Tesla meningkat sekitar 3 % sepanjang tahun ini, sementara saham GM dan Ford menurun.